Sementara Direktur Utama Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo, menyampaikan antusiasmenya untuk berkolaborasi dengan Nusantara Power dan PLN Batam. Dengan kapasitas 42 MWp, total investasi yang akan dikeluarkan oleh TBS diperkirakan mencapai US$ 50 juta dan diharapkan mulai beroperasi tahun 2024.
Menurutnya, proyek ini menjadi prioritas TBS dalam sektor energi terbarukan dan akan menjadi proyek energi terbarukan skala besar pertama di Pulau Batam.
“Kami sangat antusias untuk bekerja sama dengan Nusantara Power dan PLN Batam dalam proyek PLTS Apung Tembesi ini. Proyek ini merupakan langkah penting dalam transformasi energi di Pulau Batam dan dukungan kami terhadap visi pemerintah untuk mencapai target energi terbarukan,” ungkap Dimas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, mengatakan MoU ini akan menjadi bagian dari transformasi PLN untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen tahun 2030 guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.

“Kolaborasi ini dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah mempercepat transisi energi di Indonesia. PLN tidak bisa berdiri sendiri, PLN harus terbuka dan berkolaborasi menggandeng berbagai pihak untuk bersama-sama mencapai target Net Zero Emission tahun 2060,” kata Wiluyo.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya






