RSUP NTB Terancam Krisis Keuangan, DPRD Bongkar Dugaan Permainan Anggaran dan Utang Fantastis

- Wartawan

Jumat, 14 Februari 2025 - 09:56 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota Komisi V Bidang Kesehatan DPRD NTB, Indra Jaya Usman. (Foto: Istimewa)

Anggota Komisi V Bidang Kesehatan DPRD NTB, Indra Jaya Usman. (Foto: Istimewa)

Halontb.com – Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) NTB tengah menghadapi tekanan besar akibat lonjakan utang yang semakin tidak terkendali. DPRD NTB menyoroti potensi penyimpangan dalam pengelolaan anggaran, khususnya di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB, yang mencatat kelebihan belanja hingga Rp 193 miliar pada tahun 2024.

Anggota Komisi V DPRD NTB, Indra Jaya Usman (IJU), menyebutkan bahwa belanja yang melebihi batas tersebut tidak masuk dalam Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) tahun berjalan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa utang yang membengkak bukan sekadar masalah administrasi, melainkan bisa mengarah pada dugaan fraud dalam pengelolaan keuangan rumah sakit.

“Kita tidak ingin ini hanya sekadar di-audit untuk mencari celah legalisasi utang agar bisa dibayar melalui APBD. Ini pola yang terus berulang dan harus segera dihentikan,” tegas IJU saat rapat di DPRD NTB, Rabu (12/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, sebagian besar utang ini berasal dari pengadaan obat-obatan dan barang medis habis pakai, yang sulit diaudit karena sifatnya yang langsung digunakan. “Barang seperti ini sangat rentan disalahgunakan. Jangan sampai ada manipulasi anggaran dengan modus seperti ini,” tambahnya.

Selain RSUP NTB, dua BLUD lain juga mengalami masalah keuangan serius. RS Mandalika memiliki utang Rp 4,1 miliar, sementara RSUD HL Manambai Abdul Kadir tercatat memiliki utang Rp 20,6 miliar. Ironisnya, progres pembangunan fisik RS Mandalika bahkan baru mencapai 55,8 persen, jauh dari target yang seharusnya.

“Ini bukan hanya soal utang, tapi juga soal efektivitas penggunaan anggaran. Bagaimana mungkin pembangunan rumah sakit mandek, sementara belanja terus membengkak?” kata IJU.

Dari sisi pendapatan, BLUD juga menunjukkan kinerja yang buruk. Anggota Komisi III DPRD NTB, Nashib Ikroman, mengungkapkan bahwa realisasi pendapatan RSUP NTB pada 2024 hanya mencapai 85,96 persen dari target yang ditetapkan. Ini berarti ada selisih ratusan miliar dari yang seharusnya bisa diperoleh.

“Jika benar ada kelebihan belanja Rp 193 miliar yang harus ditutup dengan APBD, maka ini adalah pukulan berat bagi keuangan daerah. Dengan kondisi saat ini, banyak program strategis NTB yang terancam karena anggaran sudah tersedot untuk menutup utang BLUD,” ujar pria yang akrab disapa Acip.

Dari hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan BPKAD, total utang belanja lewat tahun yang harus ditutup dalam APBD 2025 mencapai Rp 265 miliar. Ditambah dengan cicilan utang sekitar Rp 80 miliar, maka total anggaran yang akan tersedot untuk menutup berbagai beban keuangan ini lebih dari Rp 800 miliar.

“Dengan kondisi seperti ini, pemerintah harus segera melakukan langkah drastis untuk menyelamatkan keuangan daerah. Jangan sampai ini terus menjadi pola yang berulang tanpa ada solusi nyata,” tegas Acip.

Sebagai langkah konkret, DPRD NTB akan mengusulkan rapat gabungan lintas komisi guna membahas masalah ini secara mendalam. “Kita perlu investigasi menyeluruh untuk memastikan tidak ada permainan anggaran di dalamnya. Jangan sampai utang BLUD ini menjadi bom waktu yang akhirnya merugikan masyarakat NTB secara keseluruhan,” tutupnya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

DPRD Soroti Ironi Kuripan: Jadi Penyangga, tapi Jalan Masih Tanah dan Puskesmas Tanpa Rawat Inap
Pengusaha Lokal Tersingkir dari Proyek Smelter: DPRD KSB Siap Gugat Ketimpangan Ekonomi di Tanah Sendiri
Atlet PON NTB Menanti Bonus yang Tak Kunjung Datang, DPRD: Jangan Permainkan Hak Mereka!
Skandal Keuangan RSUD Lombok Barat? DPRD Soroti Utang Besar di Tengah Pendapatan Rp 150 Miliar!
Megawati Lestari Diduga Melecehkan Masyarakat Sumbawa, Desakan Sanksi Meningkat
Kecelakaan Maut di Tambang AMNT: DPRD NTB Murka, Tuntut Penghentian Operasi dan Evaluasi Total!
Sidang AKD DPRD KSB Memanas, Nama Aherudin Sidik Picu Penundaan Paripurna
Mundur dari DPRD, Tapi Masih Kantongi Gaji: Akheruddin Dicibir Sebagai Calon Pemimpin Tanpa Etika

Berita Terkait

Sabtu, 1 November 2025 - 01:23 WITA

Dapur Gizi Montong Are 2 Kembali Beroperasi, Yayasan Agniya dan SPPG Sepakat Akhiri Polemik

Kamis, 30 Oktober 2025 - 10:38 WITA

Kisruh Penutupan SPPG Montong Are 2: Kepala SPPG Sebut Anggaran Belum Turun, Yayasan Agniya Bantah Saldo Masih Rp297 Juta

Senin, 27 Oktober 2025 - 23:37 WITA

Kursi Roda Bicara Lebih Lantang dari Janji: Dinsos Lobar Buktikan Aksi, Bukan Retorika

Selasa, 21 Oktober 2025 - 06:40 WITA

Kejari Mataram Hadir di Sekolah: Bangun Kesadaran Hukum Siswa Lewat Upacara dan Program “Jaksa Menjawab”

Senin, 20 Oktober 2025 - 14:11 WITA

Pembangunan Inklusif NTB: Dari Irigasi hingga Samota, Pemerintah Tancap Gas Wujudkan Akses Merata

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 02:12 WITA

RSUD KLU Roboh di Tengah Gelombang Aksi: Direktur Mundur, Rakyat Menolak ‘Tambal Sulam’ Sistem Bobrok

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 08:47 WITA

Semarak Hultah akbar ke-90 NWDI di Anjani: Dari Jalan Sehat, Marathon, Pawai Sepeda Motor, Pawai Alegoris hingga Do’a untuk Bangsa

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:30 WITA

Pemuda Pancasila NTB Teguhkan Dukungan untuk Yapto: Empat Dekade Kiprah, Satu Semangat Pancasila

Berita Terbaru