Home / NTB

Soroti Proyek Mangkrak, BPD Gapensi NTB Tekankan Pentingnya Koordinasi dan Pengawasan Ketat

- Wartawan

Sabtu, 1 Maret 2025 - 04:52 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua BPD Gapensi NTB, H. Agus Mulyadi, saat memberikan keterangan terkait keterlambatan proyek Poltekkes Mataram yang menjadi sorotan.(Foto: Istimewa)

Ketua BPD Gapensi NTB, H. Agus Mulyadi, saat memberikan keterangan terkait keterlambatan proyek Poltekkes Mataram yang menjadi sorotan.(Foto: Istimewa)

Halontb.com – Sektor konstruksi di NTB kembali menjadi sorotan setelah beberapa proyek besar mengalami keterlambatan yang signifikan. Salah satunya adalah pembangunan di Poltekkes Kemenkes Mataram yang hingga kini belum rampung sesuai jadwal. Ketua BPD Gapensi NTB, H. Agus Mulyadi, menegaskan bahwa kondisi ini perlu menjadi bahan evaluasi serius, agar tidak menjadi pola yang terus berulang dalam proyek-proyek di masa mendatang.

Keterlambatan proyek infrastruktur bukanlah hal baru, namun yang menjadi perhatian adalah penyebab utamanya yang sering kali berkisar pada perencanaan yang kurang matang, pengawasan yang lemah, serta kurangnya komunikasi antara pemilik proyek dan pihak jasa konstruksi lokal.

“Kami melihat ada pola yang berulang dalam keterlambatan proyek-proyek besar. Seharusnya, sejak awal, pemilik proyek membangun koordinasi dengan asosiasi jasa konstruksi di daerah agar bisa mendapatkan masukan yang tepat. Hal ini bisa mencegah berbagai kendala teknis maupun administratif yang bisa menghambat jalannya proyek,” ujar Agus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menambahkan bahwa proyek yang molor sering kali berdampak luas, tidak hanya dari sisi anggaran yang membengkak, tetapi juga dari manfaat yang tertunda bagi masyarakat.

“Proyek pendidikan seperti di Poltekkes Mataram ini menyangkut masa depan banyak orang. Jika pembangunannya tidak selesai tepat waktu, maka fasilitas yang seharusnya sudah bisa dimanfaatkan akan tertunda, dan ini berdampak pada efektivitas pembelajaran,” tegasnya.

Dalam banyak kasus, keterlambatan proyek juga berisiko menurunkan kualitas konstruksi. Banyak kontraktor yang akhirnya bekerja secara terburu-buru untuk mengejar deadline, yang berpotensi menurunkan standar mutu pekerjaan.

“Kami sering menemukan proyek yang dipaksakan selesai dalam waktu singkat setelah sebelumnya mengalami stagnasi berbulan-bulan. Ini jelas tidak ideal. Proyek harus berjalan sesuai perencanaan yang matang, bukan dikejar-kejar waktu di akhir masa kontrak,” ungkapnya.

Untuk itu, Agus menilai bahwa pengawasan dan transparansi harus menjadi prioritas dalam setiap proyek, terutama yang menggunakan dana pemerintah. Ia juga menyoroti pentingnya peran asosiasi jasa konstruksi dalam membantu pemilik proyek memastikan pelaksanaan berjalan dengan baik.

“Gapensi selalu siap untuk memberikan masukan dan mendampingi pemilik proyek dalam perencanaan hingga pelaksanaan. Jika ada sinergi yang baik antara pemilik proyek, kontraktor, dan asosiasi, maka keterlambatan bisa ditekan dan kualitas pekerjaan bisa tetap terjaga,” jelasnya.

Sebagai bentuk pembenahan, Agus mendorong agar proyek-proyek besar di NTB, termasuk di Poltekkes Mataram, mulai menerapkan sistem manajemen proyek yang lebih ketat dan berorientasi pada kualitas. Transparansi dalam pengelolaan anggaran dan pelaksanaan proyek juga harus ditingkatkan untuk menghindari berbagai penyimpangan yang berpotensi merugikan masyarakat.

“Jangan sampai proyek infrastruktur yang seharusnya membawa manfaat justru menjadi masalah baru karena buruknya manajemen. Ke depan, kita harus memastikan bahwa setiap proyek yang dijalankan benar-benar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” tutupnya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Lonjakan Tagihan Air, PDAM Giri Menang Tekankan Pentingnya Deteksi Dini dan Pelaporan Meter Mandiri
Mengejar Tenggat, Menantang Alam: Kisah di Balik Kejar Tayang Proyek Infrastruktur NTB Menjelang HUT ke-67
Kadis PUPR NTB ‘Blunder’, Pemuda Pancasila NTB Sindir Jabatan Bisa Hilang Gara-Gara Lidah !
Uang Masuk Jadi Tiket Kerja ? Bupati Lombok Barat: Laporkan, Jangan Diam !
Dapur Gizi Montong Are 2 Kembali Beroperasi, Yayasan Agniya dan SPPG Sepakat Akhiri Polemik
Kisruh Penutupan SPPG Montong Are 2: Kepala SPPG Sebut Anggaran Belum Turun, Yayasan Agniya Bantah Saldo Masih Rp297 Juta
Kursi Roda Bicara Lebih Lantang dari Janji: Dinsos Lobar Buktikan Aksi, Bukan Retorika
Kejari Mataram Hadir di Sekolah: Bangun Kesadaran Hukum Siswa Lewat Upacara dan Program “Jaksa Menjawab”

Berita Terkait

Jumat, 26 Desember 2025 - 02:54 WITA

PLN UIW NTB Siaga 24 Jam, Perayaan Natal 2025 Berjalan Aman Tanpa Gangguan Listrik

Kamis, 25 Desember 2025 - 06:29 WITA

Tanpa Padam Saat Ibadah, PLN Hadirkan Terang Natal 2025 di Seluruh NTB

Rabu, 24 Desember 2025 - 16:05 WITA

Dari Gardu hingga Gereja: Strategi PLN NTB Amankan Listrik Perayaan Natal 2025

Rabu, 24 Desember 2025 - 16:02 WITA

PLN Rampungkan Pemulihan Sistem Kelistrikan Aceh, Distribusi ke Masyarakat Jadi Prioritas Utama

Rabu, 24 Desember 2025 - 15:58 WITA

Negara Hadir di Tengah Banjir Aceh, PLN Pastikan Layanan Publik Bangkit Lebih Aman

Rabu, 24 Desember 2025 - 15:49 WITA

Saat Listrik Menjadi Harapan: Komitmen Sosial PLN Menyentuh Warga NTB

Rabu, 24 Desember 2025 - 12:13 WITA

Siaga Penuh di Hari Jadi NTB, Listrik Andal Jadi Penopang Utama Upacara HUT ke-67

Rabu, 24 Desember 2025 - 09:27 WITA

Progres Proyek Jalan Nasional di NTB Capai Tahap Akhir, Satker Tegaskan Fokus pada Penyempurnaan

Berita Terbaru