“Sebagai Sasak lebung, apa ya saya akan menghina diri saya dengan kesasakan yang saya miliki, dan tidak ada juga bagian politik praktis, karena apa yang saya sampaikan adalah dalam batasan standar dan kaidah berbangsa dan bernegara,” tegas Ahsanul.
Sementara itu, Syahrier Rohman, salah seorang anggota masyarakat Diaspora Lombok yang berkarier di Jakarta dan ada hadir langsung di TMII pada saat halal bihalal memberikan kesaksian. Dia mengatakan bahwa kesalahpahaman yang seperti ini perlu diluruskan.
“Saya salah satu peserta yang hadir ingin meluruskan bahwa dalam sambutannya pada acara halal bihalal HIMALO, Ahsanul Khalik meminta kita semua bangsa Sasak mulai dari sekarang saling junjung, saling angkat dan jangan ada yg suka saling menjatuhkan. Jadi beliau membakar semangat kita untuk mulai sekarang menjadi bangsa yang berani tampil di depan, saling bantu, saling junjung dan saling hargai apabila ada saudara-saudara kita hendak tampil menjadi pemimpin. Bukannya saling sikut dan saling menjatuhkan, jangan sampai terjadi hal tersebut,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalaupun hingga saat ini belum ada yang siap, gak ada salahnya kalau pak Zul kembali tampil daripada kita dipimpin oleh orang-orang dari luar daerah, karena dari daerah lain pun banyak yang ingin menjadi pemimpin di NTB,” tambah Syahrier Rohman.
“Pak AKA justru membakar semangat bangsa Sasak untuk jangan malu-malu lagi tampil menjadi pemimpin bangsanya sendiri dan jangan saling jatuhkan. Biarkan masa-masa lalu itu sudah lewat. Jadi kalau ada bangsa Sasak yang layak dan mau tampil menjadi pemimpin tahun 2024, ya kita semua harus mendukungnya. Begitulah pesan yang bisa saya tangkap dari pidato luar biasa Pak AKA (panggilan Ahsanul Khalik),” ungkap Syahrier Rohman.
Editor: Dewa Reza






