“Pak Gubernur menyebut nama Mamiq Gita (Sekda) dan Lalu Iqbal (Dubes) sebagai orang yang layak maju pada Pilgub. Pak Gubernur mengatakan saya dukung kalau mereka-mereka ini maju.
Artinya, Pak Gubernur sangat memberikan ruang, silahkan siapapun tokoh Sasak sangat didukung untuk maju, yang memahami kesasakannya dan keNTBannya. Tapi kalau tidak ada yang maju, maka ya kita biarkan Bang Zul maju lagi. Pada pernyataan ini sebagai penegasan bahwa sesungguhnya kita semua berharap akan muncul tokoh-tokoh Sasak yang memiliki kapasitas supaya maju di daerah ini,” jelas Ahsanul.
“Kita memang suka sekali ada oknum (sebutan Kadis Sosial oknum di pidato) kalau ada orang Sasak yang hebat mau jadi ini, jadi itu, selalu kemudian muncul ada oknum dari Sasak sendiri yang mengatakan wah dia tidak cocok, ini belum cocok dan sebagainya. Ini yang seharusnya mulai kita hilangkan,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Selanjutnya saya mengingatkan pada halalbihalal HIMALO bahwa NTB itu bukan Sasak saja. Ada Samawa dan Mbojo, kenapa tidak pada masa datang kita bisa halal bihalal keluarga besar Diaspora NTB di Jakarta ini,” katanya.
Ahsanul menambahkan bahwa pidato ini disaksikan ratusan warga masyarakat Diaspora Lombok yang hadir pada halal bihalal di TMII. Dan karena mereka semua mendengar utuh dan menyaksikan langsung pidatonya, mereka disebut sangat paham bagaimana suasana kebathinan dan isi sesungguhnya dari pidato tersebut. Bahwa tidak ada penghinaan dan tidak ada politik praktis.
Halaman : 1 2 3 4 Selanjutnya






