Halontb.com – Sebuah pendekatan kampanye yang berani, segar, dan menyentuh disiapkan oleh BNN Kota Mataram untuk memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2025. Kali ini, bukan lewat ceramah panjang atau brosur sosialisasi. Melainkan lewat karya sinema lokal yang menyuarakan kegelisahan banyak keluarga film “Meno Gawe, Meno Dait”.
Judul film yang mengandung filosofi lokal itu mengusung narasi tentang bahaya narkoba dan judi online di kalangan remaja. Tapi lebih dari itu, film ini menyajikan kenyataan sosial yang mungkin selama ini hanya dibicarakan setengah hati: runtuhnya keluarga, putusnya pendidikan, meningkatnya kejahatan, dan generasi muda yang hilang arah.
Diproduksi oleh Cakranegara Creative Community, film ini menjadi medium baru bagi BNN Kota Mataram dalam menyampaikan pesan moral dan edukatif. Kepala BNN Kota Mataram, Yuanita Amelia Sari, S.E., M.Si., mengatakan bahwa film ini adalah bagian dari strategi baru yang lebih humanis dan relevan dengan kondisi zaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kalau ingin menjangkau anak muda, kita harus berbicara dalam bahasa mereka. Kita tidak bisa mengandalkan pendekatan lama terus-menerus. Film adalah bahasa baru yang mampu menjangkau perasaan dan menggerakkan empati,” kata Yuanita.
Didampingi Kasubbag Umum, Nurul Achyani, S.T., Yuanita secara aktif mengawal proses koordinasi teknis agar pesan film tetap tajam, akurat, dan tidak kehilangan semangat HANI. Mereka memastikan bahwa film ini mampu menyampaikan nilai-nilai luhur masyarakat NTB, serta membangkitkan kesadaran akan bahaya narkoba secara menyeluruh.
Di balik layar, “Meno Gawe, Meno Dait” digarap dengan pendekatan artistik yang emosional namun membumi. Kisah remaja yang terjerat narkoba dan judi daring diceritakan dengan alur yang dekat dengan kenyataan sosial masyarakat perkotaan di NTB, lengkap dengan konflik, tekanan sosial, dan pilihan-pilihan sulit yang harus mereka hadapi.
Keterlibatan komunitas lokal dalam produksi film ini pun menjadi sinyal positif bahwa masyarakat bisa dan harus menjadi bagian dari gerakan anti-narkoba. Bukan sekadar penerima pesan, tetapi pencipta pesan.
“Ini bukan sekadar film. Ini suara masyarakat. Ini seruan hati untuk menyelamatkan generasi kita,” tambah Yuanita.
Puncak peringatan HANI 2025 nanti bukan hanya akan menjadi seremoni simbolik, tapi juga momentum penting untuk membangkitkan semangat kolektif melawan narkoba dengan cara yang lebih menyentuh, lebih kuat, dan lebih relevan.
Lewat film ini, BNN Mataram ingin mengajak semua pihak anak muda, orang tua, guru, tokoh agama, hingga pemerintah daerah untuk bersatu dalam satu pesan: kita bisa melawan narkoba, dengan cara kita sendiri. Dan film ini adalah awalnya.






