Halontb.com – Pagi itu, Kamis (5/6), di Moyo Utara, udara membawa aroma panen raya. Di tengah hamparan hijau padi yang siap panen, satu tonggak sejarah baru didirikan: Ground breaking Gudang Pangan Polri. Namun, momen ini bukan sekadar acara lokal. Acara ini terkoneksi langsung secara virtual dengan Presiden RI dan Kapolri, mengukuhkan posisinya sebagai bagian dari skenario besar ketahanan pangan nasional.
Dalam sorotan kamera dan sambungan daring ke Istana, ada satu pihak yang bekerja di balik layar, namun memegang peran krusial: PLN. Tanpa listrik yang andal, tak ada koneksi ke pusat. Tanpa pasokan yang stabil, layar ke Presiden bisa gelap, dan acara bisa kehilangan momentumnya. Inilah panggung tak terlihat yang digenggam PLN dengan penuh tanggung jawab.
PLN Unit Induk Wilayah NTB melalui Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Sumbawa mengerahkan kekuatan penuh. Mereka menjamin suplai listrik utama dari sistem grid, ditopang oleh UPS 10 kVA serta dua genset cadangan yang siap otomatis menyala jika diperlukan. Sebanyak 12 personel teknis siaga penuh di berbagai titik: dari pusat acara, lokasi manuver penyulang, hingga titik suplai cadangan. Semua disusun agar tak ada satu detik pun terganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini bagian dari komitmen kami untuk selalu hadir, terutama dalam agenda-agenda strategis negara,” ujar Firman Sulistyawan, Manager PLN UP3 Sumbawa.
Apresiasi mengalir langsung dari Kapolda NTB Irjen Pol Hadi Gunawan, yang menyebut suksesnya acara ini sebagai hasil kolaborasi nyata. “PLN telah menunjukkan kapasitasnya sebagai mitra strategis pembangunan nasional,” ungkapnya.
Sri Heny Purwanti, General Manager PLN UIW NTB, menambahkan bahwa PLN tidak sekadar menyediakan energi, tetapi ikut menjadi bagian dari arsitek masa depan bangsa. “Ketahanan pangan adalah prioritas nasional, dan kami siap menjadi fondasi energinya. Komitmen ini selaras dengan arah Presiden Prabowo dalam memperkuat ketahanan nasional,” tegas Heny.
Pembangunan Gudang Pangan Polri di tiga kecamatan, yakni Moyo Utara, Lape, dan Tarano, menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memperbaiki rantai pasok logistik pangan. Fasilitas ini akan menggunakan sistem monitoring canggih berbasis CCTV dan digitalisasi distribusi. Namun, semua itu tak berarti tanpa dukungan listrik yang kuat dan stabil.
Lebih dari proyek fisik, inisiatif ini menunjukkan bagaimana ketahanan pangan bukan hanya soal lahan dan hasil panen, tapi juga teknologi, energi, dan kemitraan. PLN hadir sebagai simpul dari semua itu memastikan bahwa dari ladang hingga layar di istana, terang tetap menyala, harapan tetap hidup.
















