Halontb.com – Di Desa Jenggik, Kecamatan Terara, hadir sebuah terobosan pendidikan yang tak hanya menyatukan lintas usia, tapi juga lintas makna. Eco School Lentera Intergeneration, sebuah sekolah komunitas hasil kolaborasi sosial berbagai pihak, menjadi pionir ruang belajar inklusif yang kini menjadi rumah kedua bagi lebih dari 300 jiwa. PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (PLN UIW NTB) berada di garda depan mewujudkan impian ini melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Tak hanya mengalirkan listrik, PLN membangun infrastruktur pendidikan yang ramah lansia dan anak-anak, memberikan mesin jahit untuk pelatihan keterampilan, serta mendukung berbagai kegiatan yang menumbuhkan rasa percaya diri dan produktivitas komunitas. Energi yang dialirkan ke sekolah ini bukan sekadar voltase dan watt, tapi energi yang menyala dalam bentuk senyum, tawa, dan semangat hidup baru.
“Ketika listrik menggerakkan mesin jahit yang dipakai lansia, atau menyalakan lampu di ruang belajar anak-anak, di situlah nilai dari energi sesungguhnya. PLN ingin menjadi bagian dari kehidupan yang lebih bermakna,” ujar General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sekolah ini, aktivitas tak pernah berhenti. Lansia yang dulu hanya tinggal di rumah, kini aktif menjahit, ikut kelas kesehatan, hingga meramaikan Festival Lansia. Anak-anak usia dini belajar dengan metode yang penuh kasih dan interaktif, sementara para kader komunitas digembleng dengan pelatihan kepemimpinan, komunikasi efektif, dan tanggap darurat.
Bagi Papuq Odah, salah satu lansia peserta pelatihan, sekolah ini adalah ruang hidup baru. “Saya bahagia bisa belajar meskipun sudah tua. Saya merasa dihargai dan punya kegiatan. Ini rumah kedua bagi saya,” katanya lirih.
Latar belakang pendirian Eco School Lentera tak lepas dari keinginan untuk menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam satu ruang inklusif. Lombok Eco International Connection menjadi motor utama penyusunan kurikulum, bersama Komunitas Rumah Senja yang mengorganisir kegiatan lansia. Dukungan juga datang dari pemerintah daerah dan lembaga-lembaga sosial lainnya.
Eco School Lentera adalah lanjutan dari model sukses Eco School Amani di Lombok Barat, yang dibangun PLN pada akhir 2022 dengan fokus pada pemberdayaan disabilitas. Kini, dengan sasaran lansia dan anak-anak, PLN menunjukkan bahwa konsep eco education bisa dikembangkan dengan adaptasi lokal dan kolaborasi lintas pihak.
PLN tak hanya membangun jaringan listrik, tapi juga jaringan kehidupan. Dalam setiap proyek sosialnya, PLN menempatkan kepedulian sebagai energi utama. Lentera Intergeneration hanyalah salah satu bukti bahwa cahaya sejati bukan berasal dari lampu, tapi dari harapan yang terus menyala.






