Halontb.com – Di saat isu krisis iklim menjadi perhatian global, PT PLN (Persero) menunjukkan komitmennya bukan hanya di level nasional, tapi sampai ke wilayah dengan potensi strategis seperti Nusa Tenggara Barat (NTB). Melalui pengembangan infrastruktur kendaraan listrik, PLN membangun landasan konkret ekonomi hijau di NTB wilayah yang tengah bangkit sebagai simpul penting kawasan timur Indonesia.
Sebanyak 40 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) telah beroperasi di 32 titik strategis di NTB hingga pertengahan 2025. Fasilitas ini tersebar merata di Pulau Lombok, Sumbawa, dan Bima, menjadikan NTB salah satu provinsi dengan jaringan SPKLU terlengkap di luar Pulau Jawa.
“Investasi pada SPKLU adalah investasi pada masa depan. Ini bukan sekadar proyek teknis, melainkan bagian dari transformasi sistemik menuju ekonomi rendah karbon,” tegas GM PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
PLN menghadirkan berbagai tipe pengisian daya slow, medium, fast, hingga ultra fast charging yang menjawab kebutuhan perjalanan lokal hingga lintas pulau. Ketersediaan ini memberikan sinyal kuat bahwa infrastruktur pendukung kendaraan listrik telah memasuki fase kematangan.
Dua titik tercatat paling aktif: Hotel Santika dan Lombok Epicentrum Mall, yang menjadi pusat kegiatan masyarakat urban dan wisatawan. Di lokasi ini, pengalaman pengisian daya tidak lagi menjadi tantangan, tapi bagian dari gaya hidup baru yang praktis, efisien, dan ramah lingkungan.
Tak hanya masyarakat lokal, wisatawan seperti Lie Kim Joeng dari Bali pun mengaku puas dengan layanan SPKLU di Bima. “Keren. Ini bukan sekadar charging, tapi bagian dari ekosistem pariwisata yang berkelanjutan,” ucapnya.
PLN juga memperkuat kemitraan dengan pemerintah daerah. SPKLU kini hadir di Kantor Gubernur NTB, Dinas Perhubungan, dan Dinas ESDM memperlihatkan sinergi kebijakan dan operasional di lapangan.
Tak berhenti sampai di situ, integrasi layanan SPKLU dalam aplikasi PLN Mobile menjadi pengungkit digitalisasi energi. Pengguna dapat melacak lokasi, status pengisian, hingga transaksi secara daring menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang cerdas.
Dengan rencana ekspansi 7 SPKLU lagi hingga akhir 2025, dan proyeksi berkelanjutan hingga 2027, NTB disiapkan sebagai salah satu poros penting dalam peta energi bersih nasional.
“Ekosistem ini akan mempercepat adopsi kendaraan listrik sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis inovasi dan keberlanjutan,” tutup Sri Heny.






