Halontb.com – Di balik sorotan FORNAS VIII 2025 yang digelar di Nusa Tenggara Barat, satu cabang olahraga tradisional mencuri perhatian: Pencak Silat. Lebih dari sekadar duel fisik, kejuaraan Keluarga Pencak Silat Nusantara (KPSN) menjadi simbol bagaimana warisan budaya menyatukan puluhan pegiat dari penjuru negeri. Dan dari semua provinsi, Jawa Barat tampil sebagai pemuncak medan laga, memboyong 4 medali emas dan 1 perak tanpa sedikit pun perunggu.
GOR 17 Desember, Mataram, menjadi saksi hidup bagaimana tradisi kuno bisa tampil begitu energik dan memukau di hadapan penonton modern. DKI Jakarta mengekor di posisi kedua dengan 3 emas dan 1 perak, diikuti Jawa Timur yang tetap kompetitif dengan koleksi 6 medali dari berbagai jenis.
Kompetisi yang menghadirkan 68 pesilat dari 10 provinsi ini tak hanya berbicara soal teknik, tapi juga tentang dedikasi, disiplin, dan semangat melestarikan identitas bangsa. Banten, Aceh, DIY, hingga Sumatera Selatan turut menyumbang warna dalam persaingan, meski dengan hasil yang beragam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Burhanuddin Luthfi, Delegasi Teknik KPSN, menyebut bahwa kejuaraan ini menjadi lebih dari sekadar ajang unjuk prestasi. “Yang kami saksikan di sini adalah napas persatuan lewat pencak silat. Setiap gerakan adalah ekspresi dari warisan budaya masing-masing,” ujarnya.
Kendati sempat diwarnai kendala teknis akibat pantulan cahaya matahari yang menyilaukan arena, panitia mampu bertindak cepat agar jalannya pertandingan tetap kondusif. Di tengah tantangan itu, atmosfer persaingan justru semakin hidup, disemangati oleh tepuk tangan dan sorakan penonton lokal.
Tuan rumah NTB memang baru mampu mengamankan satu perunggu. Tapi di balik angka itu, ada semangat baru yang tumbuh bahwa ajang seperti FORNAS bisa menjadi pemicu kebangkitan pencak silat lokal, serta membangkitkan rasa bangga terhadap olahraga tradisional.
FORNAS bukan hanya ajang kompetisi, tapi juga panggung pemersatu. Di sinilah para pesilat berdiri bukan untuk menjatuhkan lawan, melainkan untuk mengangkat budaya dan mempererat rasa sebangsa.






