Dia mengaku bahwa dalam diskusi tersebut untuk menjawab pernyataan Gubernur NTB dan Ketua DPRD NTB di media soal utang. Dia kemudian menawarkan mediasi dengan cara mendatangi BPKAD atau dinas terkait lainnya soal persoalan utang.
Tidak ada terlintas dalam pikirannya soal rencana aksi kemah atau penyegelan kantor. Dia menawarkan untuk bertemu dan mediasi bersama pihak terkait untuk persoalan utang. Namun sekitar 3 hingga 4 rekannya meminta agar menggelar aksi kemah dan penyegelan kantor.
“Saran saya mediasi atau dialog dahulu, tapi itu diconter sama Amrul dan beberapa teman yang meminta untuk berkemah, segel kantor,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia mengaku saat itu memang tidak banyak teman-teman yang sepakat dengan aksi rencana kemah dan penyegelan kantor, apalagi BPKAD sudah menjanjikan pembayaran di tahun ini.
“Rencana kemah dan penyegelan itu menurut saya di akhir ketika sudah buntu. Kalau sekarang masih bisa peluang dialog mencari solusi,” ujarnya.
Editor: Dewa Reza






