Halontb.com – Ketua Panitia Pacuan Kuda Kerato Angin Laut, H Ahmad menegaskan, pihaknya menyayangkan adanya laporan tersebut. Apalagi konteks yang dilaporkan berkaitan dengan tradisi budaya masyarakat di pulau Sumbawa.
Ahmad menilai, laporan tersebut terkesan mengkriminalisasi tradisi budaya. Selain itu, ia juga menyayangkan langkah Polda NTB yang terkesan terburu-buru menerima laporan dan melakukan penyelidikan.
“Saya sangat menyayangkan Polda NTB terlalu terburu-buru untuk menaikkan kasus tersebut ke penyelidikan. Seharusnya turun dulu. Kalau bicara budaya, berhadapan dengan banyak orang. Bukan seribu dua ribu orang, tapi ratusan ribu orang,” kata H Ahmad, Selasa 12 Juli 2022, di Sumbawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ahmad yang menjadi Ketua Panitia Pacuan Kuda pra MXGP Samota menegaskan, pacuan kuda merupakan tradisi turun temurun. Penggunaan joki anak juga dilakukan dengan aspek budaya.
“Budaya punya dokumentasi sejak dulu. Kearifan lokal bukan hanya di Dompu, Bima. Di Sumbawa dan Lombok juga ada,” jelasnya.
“Kalau saya cenderung sayangkan pihak kepolisian. Seharusnya turun ke lapangan cari tahu laporan ini layak atau tidak (ditangani),” ujarnya.
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya