“Sehingga dalam diskusi dengan pihak yang ‘keberatan’ saya sampaikan kalau memang ini dianggap eksploitasi ya laporkan saja ke polisi, jangan cuma wacana-wacana. Tapi jangan salahkan jika ada reaksi masyarakat karena ini menyangkut tradisi budaya,” tegasnya.
Terkait penyelidikan yang mulai dilakukan Polda NTB, Indi menegaskan hal itu cukup bagus. Meski kesannya sangat terburu-buru.
“Bagus itu menurut saya ketimbang kita buat opini dan wacana yang bukan-bukan tentang joki cilik. Agar semuanya jelas, silahkan saja dibuktikan ada atau tidak eksploitasi anak. Dan saat tidak ditemukan, maka jangan ganggu lagi tradisi budaya kami,” tegas dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga menilai opini yang dibangun oleh Koalisi merugikan tradisi dan budaya masyarakat pulau Sumbawa. Termasuk statement dari Ketua DPRD NTB Hj Isvie Rupaedah yang menyoroti joki cilik.
“Beliau itu sarjana hukum, masuk jadi politisi dan duduk sebagai Ketua DPRD NTB, tapi kenapa tak paham tradisi budaya masyarakat? Dia nggak pernah turun dan berbicara dengan masyarakat terutama orang tua joki cilik dan joki cilik sendiri. Namun statement nya luar biasa seolah tradisi ini buruk dan harus dihentikan,” tegasnya.
Halaman : 1 2 3 4 5 Selanjutnya






