Deputy Commissioner for International Affairs, Ministry of Economy, Trade and Industry Jepang, Izuru Kobayashi mengatakan Jepang dan Indonesia telah sepakat menyusun kerangka kerja untuk mendukung transisi energi yang mulus dan realistis bagi negara-negara Asia. Mengingat energi bersih dan efisien merupakan pondasi penting untuk mendorong industri.
“Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden RI Joko Widodo telah menyatakan akan mendorong NZE bersama. Kami ingin menyatukan kekuatan dengan negara-negara mitra, khususnya Indonesia, untuk menghasilkan proyek-proyek nyata dan peluang koordinasi kebijakan demi memajukan transisi energi kita,” kata Kobayashi.
Di samping itu, Kobayashi menilai Indonesia perlu meningkatkan jaringan dan jalur transmisi untuk menampung lebih banyak EBT masuk dalam sistemnya. Meskipun, mengembangkan jaringan grid dan membangun jalur transmisi baru memang tidaklah murah, butuh waktu serta biaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mungkin tidak mudah untuk mengembangkan jalur transmisi yang sangat mahal ini, sehingga membutuhkan pinjaman lunak. Ini adalah tantangan yang sangat besar yang perlu ditangani oleh Indonesia,” jelas Kobayashi.

Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi menjelaskan seiring dengan NZE yang ditargetkan tercapai di 2060, PLN telah merancang strategi untuk menyukseskannya. Untuk jangka pendek 2021-2030 PLN menargetkan menambah pembangkit EBT hingga 20,9 GW yang akan didominasi oleh pembangkit hidro, geotermal dan panel surya.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya






