Kini, bangunan itu dikelola masyarakat sebagai museum mini dimana masyarakat pengunjung dan wisatawan bisa melihat sejarah Desa Kadindi, dengan sejumlah benda peninggalannya di rumah putih tersebut.
Ada sebuah lukisan di dinding bagian dalam rumah, yang diyakini sebagai lukisan atau foto Lalu Anggrat.
“Kata warga setenpat, zaman dulu itu belum ada kamera di sini. Pelukis kemudian menggambarkan Datuk Anggrat melalui bayangan beliau yang dipantulkan dengan cahaya lilin. Begitulah lukisan itu tercipta,” papar Didu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Didu menekankan, Mi6 menilai kunjungan Ummi Rohmi ke Rumah Putih Kadindi sebagai bentuk penghormatan dan empati terhadap kisah sejarah masa lalu bagaimana generasi awal para pelopor / pioneer transmigran asal lombok berjuang dan bertahan hidup / survival untuk membuka lahan.
“Rumah Putih Datu Anggrat menjadi Saksi Sejarah Perjuangan Para Transmigran, termasuk kisah-kisah kemanusiaan yang terjadi untuk dikenang ,” urai didu
Lebih jauh didu menambahkan, pesan penting yang kami tangkap, dengan Ummi Rohmi berkunjung ke Rumah Putih ingin menekankan beberapa motivasi, antara lain Jasmerah : jangan melupakan sejarah.
” Dari rumah putih ini, kita bisa lihat betapa pentingnya pelopor, pionir. Dari daerah yang dulunya orang mungkin enggan tinggal di sini, sekarang Kadindi malah bisa menjadi destinasi wisata. Bukan hanya karena potensi SDA saja, tetapi juga keragaman kultur budayanya dan kerukunan Sasambo. Genzy dan millenialNTB bisa meniru banyak contoh baik dari Desa Kadindi,” ungkap Didu.
Didu menilai, kunjungan Jilbab ke Rumah Putih di Desa Kadindi mencerminkan empati dan kepedulian Ummi Rohmi terhadap jasa para perintis Transmigran asal Lombok yang penuh suka duka dan perjuangan yang keras untuk survive sehingga Desa Kadindi bisa seperti saat ini.






