Halontb.com– Rumah seharusnya menjadi tempat paling aman. Namun tidak bagi Miranda (28), yang nyawanya terenggut di tangan orang yang seharusnya melindunginya. Di siang bolong, di tengah ketenangan warga Lingkungan Kekere, Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, kematian tragis itu mengungkap luka dalam rumah tangga yang tak banyak diketahui orang.
Hari Minggu (3/8) pukul 12.00 WITA, pasangan suami-istri itu terlibat pertengkaran hebat. Sumber konflik? Sebuah telepon seluler. J (35), suami Miranda, disebut-sebut mencurigai isi pesan dalam ponsel istrinya. Konfrontasi pun terjadi. Tapi bukan dialog damai yang tercipta, melainkan ledakan emosi.
J yang merasa tak mendapatkan penjelasan memuaskan, kehilangan kendali dan diduga memiting leher sang istri hingga tak sadarkan diri. Beberapa saat kemudian, Miranda dinyatakan meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
J, yang tampak syok dengan apa yang telah ia perbuat, mengambil langkah tak terduga: menyerahkan diri ke polisi. Ia datang ke Mapolres Lombok Tengah dan langsung diamankan oleh petugas. Penyesalan terlambat menyelimuti laki-laki itu, yang kini harus menghadapi jeratan hukum atas tindakan fatalnya.
Polisi dari Unit Inafis Polres Lombok Tengah segera melakukan olah TKP. Sementara jenazah Miranda dievakuasi ke RS Bhayangkara Mataram untuk keperluan autopsi. Proses ini menjadi kunci pembuktian dalam penyelidikan yang masih berlangsung.
Kapolsek Praya, IPTU Susan V. Sualang, mengonfirmasi bahwa pihaknya sudah menerima laporan lengkap terkait kejadian tersebut. Namun saat diminta keterangan lebih rinci, ia menolak dan meminta media menghubungi Humas Polres Lombok Tengah. Hingga berita ini disusun, Kasubsi Penmas Polres belum memberikan pernyataan resmi kepada publik.
Tragedi ini menjadi potret buram relasi rumah tangga yang diwarnai oleh ketidakpercayaan dan kekerasan. Miranda menjadi salah satu dari banyak perempuan yang tak sempat meminta tolong sebelum ajal menjemput. Dan rumah yang seharusnya menjadi tempat berlindung justru menjadi saksi bisu kematian tragis yang akan dikenang warga Kekere dalam waktu lama.
Kini, masyarakat hanya bisa berharap agar proses hukum berjalan transparan, dan kasus ini menjadi pelajaran agar cinta tak berubah menjadi perang dalam ruang-ruang privat yang tak terlihat publik.






