Halontb.com – Dalam upaya menjaga keandalan energi sekaligus memperhatikan kelestarian lingkungan, PLTP Ulumbu terus memantau dan memastikan bahwa aktivitas geothermalnya aman bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut Manager Unit PLTP Ulumbu, Royatul Hosnan, emisi H2S dari pembangkit listrik tenaga panas bumi ini hanya mencapai 4,78 mg/Nm3, jauh di bawah standar nasional yang ditetapkan sebesar 30 mg/Nm3. “Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar H2S yang dikeluarkan bersama uap pembangkit justru lebih rendah dibandingkan kadar di kawah alami yang mencapai 18-26 mg/Nm3,” jelas Royatul.
Royatul menegaskan bahwa aktivitas geothermal PLTP Ulumbu sejak 2012 tidak menunjukkan dampak buruk pada kesehatan para operator maupun lingkungan sekitarnya. Tanaman padi, jagung, dan cengkih bahkan tumbuh subur di sekitar kawasan pembangkit. “Lingkungan sekitar justru menunjukkan pertumbuhan tanaman yang subur. Desa Wewo yang berada di sekitar kawasan bahkan baru saja mencatat panen cengkih terbesar. Ini membuktikan bahwa aktivitas geothermal tidak berdampak pada kesehatan atau merusak lingkungan,” ujar Royatul.
Hasil pengukuran dari PT Sucofindo dan PT LAPI ITB yang dilakukan pada pertengahan tahun 2022 juga memperkuat pernyataan ini. Kandungan H2S PLTP Ulumbu diukur jauh di bawah standar baku mutu yang ditetapkan oleh Permen LHK. Selain itu, PLTP Ulumbu telah melengkapi sistem keselamatan melalui pemasangan alat deteksi dini, alarm bahaya, serta menyediakan titik evakuasi dan pelatihan berkala untuk kesiapan tanggap darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, menambahkan bahwa pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5 dan 6 yang sedang berjalan akan memberikan dampak positif bagi ketersediaan listrik yang berkelanjutan. “Proyek ini merupakan langkah maju menuju masa depan energi yang lebih hijau dan ramah lingkungan, demi mewujudkan kemandirian energi nasional di wilayah Nusa Tenggara Timur,” ungkap Abdul.