Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024
Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics
Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan anak secara keseluruhan. Kemampuan berbahasa dapat tertunda atau dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kemampuan kognitif, sensori motorik, psikologis, dan lingkungan. Pada anak normal, perkembangan bahasa umumnya sesuai dengan tahapan perkembangan. Anak-anak normal mampu mengucapkan kata-kata yang mereka gunakan. Namun, anak berkebutuhan khusus, seperti anak dengan sindrom down, dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Anak dengan sindrom down memiliki kesulitan dalam mengucapkan kata-kata, bahkan sulit untuk memahami apa yang orang lain katakan. Selain itu, mereka juga mengalami keterlambatan perkembangan mental pada kehidupan sehari-hari, seperti kemandirian, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah kata, dan sulitnya berinteraksi dengan orang sekitar.
Sindrom Down adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh kelebihan kromosom 21. Orang dengan sindrom Down memiliki 47 kromosom, sedangkan orang normal memiliki 46 kromosom. Kelebihan kromosom ini menyebabkan perkembangan fisik dan mental penderita sindrom Down menjadi terhambat. Menurut data WHO, setiap tahunnya sekitar 300 hingga 500 bayi terlahir dengan sindrom Down. Di Indonesia, kasus sindrom Down juga cenderung meningkat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2013, persentase anak usia 24-59 bulan yang penyandang sindrom Down adalah 0,13%. Penderita sindrom Down dapat mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan jantung, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan perkembangan, dan terutama gangguan kebahasaan.
Perkembangan bahasa pada anak dengan sindrom Down sejalan dengan perkembangan bahasa anak-anak pada umumnya, bervariasi tergantung pada tingkat perkembangan bahasa masing-masing anak. Anak dengan sindrom Down seringkali menghadapi tantangan dalam perkembangan bahasa dan berkomunikasi. Anak dengan sindrom Down sering mengalami keterlambatan bicara dan kesulitan dalam mengucapkan kata-kata dengan jelas. Mereka dapat mengucapkan kata yang tidak akurat, mengalami gangguan suara, dan menghadapi ketidakmampuan dalam mengartikulasi suara dengan baik. Anak dengan sindrom Down memiliki keterbatasan dalam pemahaman, pengolahan, dan penggunaan kosakata baru. Mereka mengalami kesulitan mengaitkan kata-kata baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Anak dengan sindrom Down mengalami kesulitan memahami bahasa tubuh, mengenali ekspresi wajah, dan memahami aturan-aturan dalam memulai percakapan. Hal ini membuat mereka menghadapi tantangan dalam berkomunikasi secara sosial.
Memberikan metode pembelajaran pada anak sindrom Down dapat meningkatkan kecerdasan dan pemahaman dalam berbahasa. Metode alternatif yang dapat digunakan adalah metode berbasis visual, seperti belajar menggunakan gambar, papan tulis, kartu kata, agar anak dapat memahami dan mengingat konsep-konsep bahasa. Anak sindrom Down juga dapat mempengaruhi perkembangan fisik yang umum ditemukan, serta memiliki kemampuan yang unik, seperti bentuk wajah yang bulat, mata sipit, hidung pesek, telinga kecil, leher pendek, dan pertumbuhan yang lambat. Anak dengan sindrom Down diperkirakan tidak akan bertahan lama karena memiliki risiko kesehatan yang rendah, seperti masalah jantung dan masalah pernapasan.
Dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak sindrom Down, sangat dibutuhkan peran orang tua untuk mendukung penggunaan bahasa yang benar. Orang tua dapat memberikan contoh dalam berbahasa dan berucap, seperti ketika anak mengucapkan kata atau kalimat dengan salah, orang tua dapat memberikan contoh pengucapan yang benar. Orang tua juga harus memiliki kesabaran dalam mendidik anak sindrom Down karena proses belajar bahasa membutuhkan waktu lama bagi anak sindrom Down. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan dorongan, pujian, dan dukungan yang positif saat berkomunikasi dan menggunakan bahasa.
Dapat disimpulkan bahwa anak sindrom Down mengalami hambatan pada perkembangan bahasa. Dengan bahasa yang baik, anak dapat berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, memberikan pelatihan berbasis visual dan keterlibatan orang tua dalam membantu perkembangan bahasa anak sangat penting. Orang tua dapat memberi rangsangan pada aktivitas sehari-hari anak.
Penulis : Siti Mutiah