Halontb.com – Festival olahraga kini bukan hanya tentang kompetisi dan medali. Di balik gegap gempita FORNAS VIII NTB 2025, geliat ekonomi lokal bergemuruh. Selama hampir sepekan pelaksanaan, para pelaku UMKM NTB merasakan peningkatan omset yang signifikan berkat arus ribuan pengunjung dan peserta dari berbagai provinsi.
Sport tourism, yang selama ini digadang-gadang sebagai motor baru pariwisata NTB, terbukti bukan isapan jempol. Di berbagai sentra oleh-oleh seperti NTB Mall dan toko-toko lokal di Kota Mataram, transaksi menggeliat. Produk-produk budaya seperti tenun ikat, minyak tradisional Sumbawa, hingga olahan makanan khas NTB menjadi incaran.
“FORNAS jadi etalase besar untuk menunjukkan potensi budaya dan kekayaan kuliner NTB. Ini bukan sekadar belanja, tapi bentuk apresiasi terhadap hasil karya UMKM,” kata Lalu Afghan Muharror, Kepala UPTD BP3UD NTB Mall.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setiap harinya, ratusan peserta datang membeli produk unggulan daerah. NTB Mall mencatat lonjakan penjualan hingga 30 persen, sementara di toko oleh-oleh seperti Lestari Ampenan, penjual bahkan tak sempat pulang ke rumah karena toko terus dibanjiri pembeli.
“Kami merasa seperti Lebaran, padat sekali. Produk UMKM seperti dodol rumput laut, keripik, hingga ayam taliwang kemasan langsung habis,” ujar Akhbar Habibie, pemilik Toko Lestari.
Selain mendongkrak ekonomi, FORNAS juga memperkuat narasi budaya sebagai kekuatan ekonomi. Produk-produk yang dibeli bukan hanya karena rasanya atau tampilannya, tapi juga karena membawa nilai budaya, sejarah, dan jati diri masyarakat NTB.
Seiring FORNAS yang masih akan berlangsung hingga 1 Agustus 2025, harapan terhadap keberlanjutan promosi budaya lokal melalui ajang sport tourism pun makin tinggi. NTB tak hanya menjadi tuan rumah yang ramah, tetapi juga menjadi etalase kekayaan budaya yang layak diperhitungkan di tingkat nasional.