Home / NTB

Dapur Gizi Montong Are 2 Kembali Beroperasi, Yayasan Agniya dan SPPG Sepakat Akhiri Polemik

- Wartawan

Sabtu, 1 November 2025 - 01:23 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Yayasan Agniya Pagutan Timur, Hariyanto M.H., bersama Kepala SPPG Montong Are 2, Lalu Den Nune Ali, usai mediasi yang menghasilkan kesepakatan pembukaan kembali dapur layanan gizi program MBG. (Foto: Istimewa)

Ketua Yayasan Agniya Pagutan Timur, Hariyanto M.H., bersama Kepala SPPG Montong Are 2, Lalu Den Nune Ali, usai mediasi yang menghasilkan kesepakatan pembukaan kembali dapur layanan gizi program MBG. (Foto: Istimewa)

Halontb.com – Tak ada yang menyangka, dapur yang dulu menjadi simbol harapan itu sempat berhenti beroperasi karena perbedaan pandangan di antara dua pihak yang seharusnya bekerja bahu-membahu.
Namun seperti api kecil yang enggan padam, semangat pelayanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Montong Are 2 kembali menyala.

Setelah proses mediasi yang berlangsung pada Jumat malam (31/10/2025), Yayasan Agniya Pagutan Timur dan Kepala SPPG Montong Are 2 akhirnya mencapai kata sepakat.
Dapur akan dibuka kembali, dan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) kembali berjalan Senin mendatang.

“Alhamdulillah, sudah selesai di mediasi. Ada kesepakatan dapur dibuka kembali. Insyaallah Senin sudah mulai operasional,” kata Hariyanto, M.H., Ketua Yayasan Agniya, dalam pernyataan resminya kepada Seputar NTB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Awal dari Sebuah Kisruh

Beberapa hari sebelumnya, SPPG Montong Are 2 menjadi sorotan publik setelah layanan dihentikan tanpa pemberitahuan resmi dari Badan Gizi Nasional (BGN). Yayasan Agniya menilai keputusan itu diambil sepihak dan tidak sesuai mekanisme.

Dalam evaluasi internal, yayasan menemukan berbagai catatan, dari penggunaan bahan makanan sisa dua hari sebelumnya yang terdeteksi bakteri, hingga persoalan distribusi makanan kategori tertentu yang tidak tersalurkan. Hariyanto menilai semua itu harus dibenahi, bukan dengan cara menutup dapur.

Sementara itu, Kepala SPPG Montong Are 2, Lalu Den Nune Ali, menyebut penghentian dilakukan karena anggaran belum turun. Namun bantahan cepat datang dari pihak yayasan yang menunjukkan data saldo virtual account senilai Rp297 juta lebih masih tersedia.

Ketegangan meningkat. Narasi dua versi beredar, menimbulkan kebingungan publik. Hingga akhirnya, mediasi menjadi satu-satunya jalan keluar.

Dari Ketegangan ke Kesepakatan

Mediasi yang digelar pada Jumat malam berlangsung tenang namun intens. Kedua pihak sepakat menurunkan ego dan kembali ke akar tujuan program memastikan anak-anak penerima manfaat tetap mendapat makanan bergizi.

“Kami sepakat menjaga marwah dan tujuan program MBG, menjalin komunikasi yang lebih baik, dan selalu berkoordinasi agar setiap persoalan bisa cepat dicarikan solusi,” kata Hariyanto.

Pihak Kepala SPPG juga menunjukkan itikad baik untuk memperbaiki pola koordinasi dengan yayasan, termasuk membuka kembali layanan secara penuh mulai Senin.

Kini, suara kompor dan wajan di dapur Montong Are 2 siap kembali terdengar. Yang dulu jadi medan salah paham, kini berubah menjadi ruang komitmen baru.

Pelajaran dari Sebuah Polemik

Konflik Montong Are 2 membuka satu fakta penting, bahwa program besar seperti MBG bukan hanya soal anggaran, tapi soal tata kelola, komunikasi, dan kepercayaan.

Selama ini, banyak program baik di tingkat pusat tersendat di lapangan karena miskomunikasi antara pelaksana teknis dan mitra kerja. Kasus Montong Are menjadi contoh nyata bahwa niat baik tanpa koordinasi bisa melahirkan konflik, dan konflik tanpa komunikasi bisa menghentikan pelayanan publik.

Namun mediasi ini menunjukkan sebaliknya: bahwa komunikasi yang tulus bisa menyalakan kembali semangat yang sempat redup.

“Tidak ada yang kalah atau menang,” kata Hariyanto menegaskan.

“Yang penting, program jalan dan anak-anak penerima manfaat tidak menjadi korban.”

Menjaga Marwah dan Integritas

Kesepakatan damai antara Yayasan Agniya dan SPPG Montong Are 2 bukan sekadar membuka dapur yang tertutup. Ia adalah simbol kebangkitan marwah program gizi nasional.

BGN mungkin belum angkat suara, tapi publik sudah membaca pesannya: di tengah segala dinamika birokrasi, masih ada pelaku lapangan yang memilih berdamai demi tanggung jawab moral kepada masyarakat.

Yayasan dan Kepala SPPG kini sepakat memperbaiki sistem pelaporan, menjaga kebersihan dan mutu bahan makanan, serta memastikan standar gizi menjadi prioritas utama.
Tak hanya di dapur, tapi juga dalam hubungan antarlembaga.

Dapur yang Kembali Menyala

Senin nanti, aroma sayur segar akan kembali memenuhi ruangan kecil bercat putih di Montong Are 2. Petugas dapur akan memotong sayur, menanak nasi, dan menata lauk bukan sekadar rutinitas, tapi bentuk nyata dari tanggung jawab yang lahir dari proses belajar bersama.

Kisah Montong Are 2 bukan hanya tentang dapur yang sempat padam, tapi tentang kesadaran baru:
bahwa menjaga gizi anak-anak Indonesia bukan hanya urusan masak-memasak, melainkan tentang menjaga kepercayaan, komunikasi, dan nurani pelayanan publik.

Facebook Comments Box

Editor : reza

Berita Terkait

Uang Masuk Jadi Tiket Kerja ? Bupati Lombok Barat: Laporkan, Jangan Diam !
Kisruh Penutupan SPPG Montong Are 2: Kepala SPPG Sebut Anggaran Belum Turun, Yayasan Agniya Bantah Saldo Masih Rp297 Juta
Kursi Roda Bicara Lebih Lantang dari Janji: Dinsos Lobar Buktikan Aksi, Bukan Retorika
Kejari Mataram Hadir di Sekolah: Bangun Kesadaran Hukum Siswa Lewat Upacara dan Program “Jaksa Menjawab”
Pembangunan Inklusif NTB: Dari Irigasi hingga Samota, Pemerintah Tancap Gas Wujudkan Akses Merata
RSUD KLU Roboh di Tengah Gelombang Aksi: Direktur Mundur, Rakyat Menolak ‘Tambal Sulam’ Sistem Bobrok
Semarak Hultah akbar ke-90 NWDI di Anjani: Dari Jalan Sehat, Marathon, Pawai Sepeda Motor, Pawai Alegoris hingga Do’a untuk Bangsa
Pemuda Pancasila NTB Teguhkan Dukungan untuk Yapto: Empat Dekade Kiprah, Satu Semangat Pancasila

Berita Terkait

Senin, 3 November 2025 - 04:09 WITA

Kolaborasi Bank NTB Syariah dan HARSA NTB: Menyalakan Harapan Kemandirian Difabel Lewat Inklusi Keuangan

Senin, 27 Oktober 2025 - 23:42 WITA

‘Jadi Raja di Rumah Sendiri’: Strategi Baru Bank NTB Syariah Bangkitkan Sektor Riil

Senin, 27 Oktober 2025 - 23:42 WITA

Estafet Kepemimpinan Tuntas: Nazaruddin Nahkodai Bank NTB Syariah Menuju Babak Baru Transformasi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 04:36 WITA

Waktu Mepet, Satker PJN I NTB Pastikan Proyek IJD Puluhan Miliar Tuntas dan Tepat Sasaran

Kamis, 23 Oktober 2025 - 07:01 WITA

Mandalika Hijau, Indonesia Maju: PLN Bangun Ekosistem Energi Bersih Lewat GEaaS

Rabu, 22 Oktober 2025 - 02:46 WITA

Dari Lombok untuk Indonesia: ICATEI 2025 Dorong Transisi Energi Bersih dan Berkelanjutan

Selasa, 21 Oktober 2025 - 07:01 WITA

PLN UIW NTB Terangi 136 Rumah Tak Mampu, Bukti Nyata Pemerataan Energi di Pulau Seribu Masjid

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 03:23 WITA

Jalan Pesanggrahan–Kumbak Dibangun, Petani Lombok Barat Sambut Harapan Baru

Berita Terbaru