Lalu Winengan mengapresiasi kinerja Kukuh Rahardjo, karena meskipun berasal dari luar NTB, namun mampu berjasa dalam mengembangkan daerah.
“Mau putra daerah atau bukan, namun mampu membangun daerah ini harus kita berikan apresiasi. Jangan hanya melihat bukan putra daerah. Saya selaku Ketua Desak Datu memberikan apresiasi yang sangat luar biasa,” katanya.
Sebelumnya, berbagai terobosan dilakukan untuk memajukan bank daerah tersebut. Itu terbukti dengan meningkatnya nilai aset pada bank tersebut. Nilai aset Bank NTB Syariah tahun 2018 (awal konversi menjadi BUS) Rp7.039 triliun, tahun 2019 naik jadi Rp8.640 triliun. Tahun 2020 menjadi Rp10.420 triliun. Tahun 2011 menjadi Rp11.215 triliun. Tahun 2012 naik menjadi Rp13.002 triliun dan hingga Agustus 2023 sudah menjadi Rp13.803 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kukuh Rahardjo telah membuktikan diri mampu membawa Bank NTB Syariah lebih maju lagi. Itu membuat dia kembali terpilih sebagai direktur utama pada 2023 lalu.
Bukan cuma nilai aset, di kepemimpinan Kukuh Rahardjo, Dana Pihak Ketiga (DPK) berupa tabungan, deposito dan giro pada 2018 hanya sebesar Rp4.921 triliun. Kemudian pada 2019 naik menjadi Rp6.816 triliun. Tahun 2020 naik menjadi Rp 7.409 triliun. Tahun 2021 jadi Rp8.143 triliun. Tahun 2022 menjadi Rp9.780 triliun, dan pada Agustus 2023 sudah tumbuh menjadi Rp10.574 triliun. Dari tahun ke tahun DPK terus mengalami peningkatan






