Halontb.com – Gelombang demonstrasi mahasiswa dan masyarakat yang terjadi di berbagai titik di NTB dalam beberapa hari terakhir memunculkan keprihatinan mendalam. Pasalnya, aksi yang semula damai justru berakhir ricuh hingga memakan korban.
Koordinator Presidium MW KAHMI NTB, HK. Ir. H. Lalu Winengan, M.M., menyebut tragedi ini sebagai alarm serius bagi semua pihak. “Saya sangat berduka atas jatuhnya korban jiwa. Mereka adalah pahlawan demokrasi, sekaligus pahlawan keluarga. Kehilangan mereka menjadi pelajaran berharga bahwa satu nyawa yang hilang tidak akan pernah bisa kembali,” ujarnya.
Winengan menilai, eskalasi emosi massa aksi tidak lepas dari pernyataan sejumlah elite politik yang abai terhadap situasi sosial masyarakat. Menurutnya, ucapan dan tindakan para pejabat publik yang tidak bijak justru memperkeruh keadaan dan memancing reaksi keras di lapangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Karena itu, ia menyerukan agar kader HMI dan para alumni di NTB menahan diri dalam merespons perkembangan politik. “Kita tidak menolak kebebasan berpendapat. Tapi kalau kebebasan itu akhirnya menimbulkan korban dan kerusakan, maka lebih baik kita tahan diri. Perjuangan mahasiswa jangan sampai kehilangan arah hanya karena amarah,” tegasnya.
Lalu Winengan juga menginstruksikan seluruh Majelis Daerah KAHMI se-NTB untuk aktif memberikan arahan kepada kader. Ia menekankan, gerakan intelektual yang sehat harus berorientasi pada penyelesaian masalah, bukan memperkeruh keadaan.
“Kalau masih menganggap saya sebagai koordinator presidium wilayah, maka saya meminta dengan tegas: cermati setiap aksi, timbang kembali langkah, dan kendalikan emosi. Kita tidak boleh mengorbankan masa depan hanya karena tergelincir pada kemarahan sesaat,” tandasnya.
Menurutnya, gerakan mahasiswa adalah tiang demokrasi. Namun, tanpa kedewasaan dalam bertindak, perjuangan itu akan kehilangan substansi. “Mari kita jaga demokrasi dengan akal sehat, bukan dengan emosi yang membutakan,” pungkas Winengan.