Urgensi bahasa Indonesia Pada Anak Usia Dini

- Wartawan

Minggu, 21 Januari 2024 - 15:55 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Winarti Nandazul,Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024. (Foto Istimewa)

Winarti Nandazul,Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024. (Foto Istimewa)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan bahasa Inggris, UNW Mataram, 2024

Tugas Akhir Mata Kuliah Psycholinguistics

Dosen Pengampu Mata Kuliah: M. Rajabul Gufron, S.Pd., M.A.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang disahkan pada peristiwa Hari Sumpah Pemuda 28 November lalu, yang digunakan untuk berkomunikasi di Indonesia. Namun seiring berjalannya zaman, bahasa Indonesia sangat jarang digunakan bahkan sedikit sekali orang tua yang mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua kepada anak-anak mereka. Khususnya pada perdesaan di Lombok, para orang tua lebih banyak hanya menggunakan bahasa Daerah untuk berkomunikasi kepada anak-anak mereka. Sehingga banyak ditemukan anak-anak yang walaupun suda masuk SD, bahkan SMP sedikit sekali yang bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar, bahkan masih banyak yang masih belum mengetahui beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia. Jadi, bagaimana sih pentingnya mengajarkan bahasa Indonesia sejak Dini?

Seperti kita ketahui usia dini merupakan usia emas, dimana pada usia ini memori anak sedang bagus-bagusnya untuk usia selanjutnya. Karena pada usia ini, anak tidak bisa terlalu dipaksa, maupun tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sehingga pada usia dini merupakan usia yang sebaiknya kita menerapkan hal-hal yang barangkali sangat diperlukan untuk usia selanjutnya, salah satunya adalah pengajaran bahasa Indonesia. Walaupun tidak harus baik dan benar, setidaknya anak tidak asing terhadap bahasa Indonesia pada saat ada seeorang maupun lingkungan baru yang mengharuskan mereka menggunakan bahasa indonesia, salah satunya dijenjang pendidikan.

Jadi kembali ke urgensi bahasa indonesia pada anak usia dini. Bagaimana bahasa indonesia itu bisa penting pada anak usia dini? Pertama seperti yang kita tahu, bahasa merupakan sarana untuk menjalin komunikasi dengan sesama. Apakah cukup hanya mempelajari atau bisa melafalkan bahasa daerah, atau bahasa pertama kita saja? Tentu tidak. Karena pada masa yang mendatang, mau tidak mau anak-anak akan semakin tumbuh besar dan akan bertemu dengan lingkungan dan orang baru. Dan untuk menjalin komunikasi tentu harus menggunakan bahasa yang mampu difahami bersama. Karena bahkan sekarang adanya PAUD (Pendidikan anak Usia Dini) yang dimana anak-anak usia dini sudah memasuki lingkungan pendidikan, yang tentu pada sekolah PAUD ini, anak-anak akan dituntun untuk menggunakan bahasa Indonesia dan bukan bahasa Daerah. Jadi akan lebih bagusnya jika anak-anak usia dini diajak berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dari rumah sehingga pada saat masuk PAUD, anak sudah tidak asing dan bahkan sudah bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Pentingnya bahasa Indonesia ini jarang sekali disadari oleh kebanyakan orangtua, terutama di perdesaan. Malah kebanyakan orangtua menyalahkan orangtua lain ketika menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan anaknya karena dianggap “sok Indonesia”. Padahal bahasa Indonesia adalah bahasa kita sendiri, dan tidak bermaksud megenyampingkan bahasa daerah. Hanya saja bahasa indonesia sangat diperlukan untuk keberlangsungan anak yang akan berkembang dan tumbuh di lingkungan selanjutnya dimana anak akan bertemu dengan orang baru.

Seperti yang pernah saya alami sendiri, saya memiliki seorang adik dimana sebelumnya tidak pernah diajarkan berebahasa Indonesia, namun ketika saya tinggal dirumah dan saya selalu menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi karena bawaan ketika saya tinggal di kos saya. Karena sebelumnya di lingkungan kos saya terbiasa menggunakan bahasa Indonesia, alhasil saya juga menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan adik terkecil saya ketika pulang kerumah karena berhenti mengekos. Alhasil adik saya terbiasa mendengarkan dan bahkan bisa merespon menggunakan bahasa Indonesia. Dan hal tersebut membuat adik saya bisa berkomunikasi dengan 2 bahasa. Metode yang saya gunakan tanpa ada paksaan sama sekali, hanya menggunakan bahasa Indonesia setiap merespon ucapannya. Jadi dengan hanya selalu mendengarkan sehingga akhirnya bisa meniru karena terbiasa mendengarkan, tanpa adanya pemaksaan maupun waktu untuk belajar di jam yang khusus. Cukup biasakan mengajak anak berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia atau minimal selalu merespon anak menggunakan bahasa Indonesia. 

Jadi kesimpulannya, bahasa indonesia adalah bahasa resmi kita, tentu kita sebagai warga negara Indonesia mempunyai kewajiban untuk membudidayakan bahasa kita sendiri. Mulai dari anak usia dini, dimana seperti yang kita tahu, usia dini merupakan usia emas untuk memulai komunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Jadi orang tua sangat berperan disini, guna minimal menggunakan bahasa Indonesia saat merespon atau berkomunikasi ke anaknya. Dan juga tidak harus dipaksakan kepada anak, hanya dibiasakan agar anak terbiasa mendengar sehingga mempu ikut bisa berbahasa Indonesia. Tujuan dari berkomunikasi dengan bahasa Indoensia ini juga bukan untuk mengenyampingkan bahasa daerah. Namun demi keberlangsungan anak dimasa yang akan datang, salah satunya dalam bidang pendidikan yang akan bergelut dengan lingkungan dan orang baru, karena bahasa adalah alat untuk menjalin komunikasi, dan bahasa Indonesia adalah bahasa pemersatu kita.

Penulis : Winarti Nandazul

Facebook Comments Box

Berita Terkait

TGB Pilih Saudara atau Sahabat?
Dukungan Penuh Rusmin Abdul Gani kepada Anindya Bakrie Sebagai Ketum Kadin Baru
Relativitas Bahasa dan Budaya
PENTINGNYA PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL
Kemampuan Bilingual Masyarakat Indonesia
Perkembangan Bahasa pada Anak dengan Sindrom Down
OPINI : Proses Pemerolehan Bahasa Ibu bagi Anak Penderita Disleksia
Belajar Prinsip dari Negeri Samurai

Berita Terkait

Selasa, 28 Januari 2025 - 07:56 WITA

Sekda NTB Terseret Skandal DAK: Fee Proyek untuk Ambisi Pilkada, Nama PT Titik Temu Mencuat

Jumat, 24 Januari 2025 - 03:08 WITA

Mafia DAK NTB Disorot: APPM Tuntut APH Usut PT Titik Temu dan Oknum Pejabat Dikbud

Kamis, 23 Januari 2025 - 04:01 WITA

Perjuangan Hukum Fihiruddin: Hak Kemerdekaan yang Dirampas, Kini Berpeluang Pulih

Jumat, 3 Januari 2025 - 15:14 WITA

Seruan TGPF: Somasi Narkoba NTB Gugat Transparansi Pemberantasan Narkotika di Bima dan Dompu

Senin, 9 Desember 2024 - 13:31 WITA

Sidang Korupsi Harvey Moeis: Sandra Dewi Pilih Pantau dari Rumah, Klaim Pisah Harta

Sabtu, 7 Desember 2024 - 11:20 WITA

Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Menyesali Tindakannya, Polisi Telusuri Motif

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:12 WITA

Kasus Penembakan Siswa SMK oleh Oknum Polisi di Semarang, Keluarga Ungkap Dugaan Intervensi

Rabu, 4 Desember 2024 - 10:14 WITA

Keterbatasan Fisik Tak Menyurutkan Kejahatan, Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung Mengguncang NTB

Berita Terbaru