Home / NTB

RKA FORNAS VIII NTB Dipertanyakan: Media Lokal Dipilih, Banyak Tak Kebagian

- Wartawan

Kamis, 24 Juli 2025 - 14:46 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur Lombok Global Institute (Logis) M Fihiruddin (Foto: istimewa)

Direktur Lombok Global Institute (Logis) M Fihiruddin (Foto: istimewa)

Halontb.com – Dokumen Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) FORNAS VIII tahun 2025 yang memperlihatkan angka fantastis sebesar Rp25 miliar sempat menuai kritik karena tidak mencantumkan secara eksplisit alokasi anggaran untuk publikasi media. Namun setelah ditelusuri lebih jauh, terungkap bahwa panitia pelaksana memang telah bekerja sama dengan sejumlah media, meskipun jumlahnya terbatas dan proses seleksinya dinilai tidak transparan.

Data media yang beredar menunjukkan beberapa media dituliskan berulang-ulang, sementara sebagian besar media lokal yang aktif melakukan peliputan justru tidak dilibatkan. Ketimpangan ini memunculkan dugaan bahwa kerja sama publikasi dalam FORNAS dilakukan secara tertutup dan hanya melibatkan media-media tertentu yang dianggap “aman” secara naratif.

Direktur Lombok Global Institut (Logis) NTB, Fihiruddin, dalam wawancara hari ini (24 Juli 2025), menyampaikan kritik keras terhadap pola kerja panitia FORNAS. Ia menyebut, pengelolaan informasi dalam event sebesar ini tidak boleh dilakukan secara sepihak dan diskriminatif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ini bukan hanya soal besar kecilnya anggaran untuk media. Ini soal keadilan akses dan keterlibatan yang seharusnya dibuka luas kepada semua media lokal yang punya kapasitas. Jangan sampai publikasi dijadikan alat pencitraan elite, bukan alat transparansi,” tegas Fihiruddin saat diwawancara langsung di Mataram.

Ia menegaskan bahwa FORNAS adalah agenda nasional yang dibiayai dengan dana publik, sehingga harus menjunjung tinggi prinsip partisipasi dan keterbukaan.

“Kalau panitia hanya bekerja sama dengan media yang itu-itu saja, lalu media lain dikerdilkan atau bahkan disingkirkan, ini preseden buruk. Media itu mitra publik, bukan alat kekuasaan,” ujarnya. hal
Fihiruddin juga menyoroti sikap panitia yang tidak pernah membuka skema kerja sama secara terbuka. Bahkan menurutnya, beberapa media hanya tahu dari sumber internal bahwa ada kerja sama, tanpa ada undangan resmi atau proses seleksi yang adil.

“Ini jelas melukai rasa keadilan insan pers di daerah. Padahal peran mereka sangat vital dalam membangun partisipasi masyarakat. Kalau pers tidak dilibatkan secara bermartabat, maka publik juga akan kehilangan akses informasi yang berimbang,” kata Fihiruddin.

Beberapa pewarta dari media yang tak diakomodir pun mengeluhkan perlakuan panitia. Menurut mereka, FORNAS yang seharusnya menjadi pesta rakyat justru terkesan eksklusif dan hanya menguntungkan segelintir kelompok.

“Kami selama ini aktif mengawal kegiatan olahraga di NTB, tapi ketika event nasional digelar, tidak ada ruang untuk kami. Tak ada koordinasi, tak ada kerja sama, bahkan tak ada informasi dasar,” ujar salah seorang wartawan dari media lokal di Mataram.

Fihiruddin menutup dengan pesan tegas: FORNAS adalah ajang nasional yang seharusnya mengedepankan semangat kolaboratif, bukan proyek eksklusif. Ia mendesak agar panitia segera membuka seluruh dokumen kerja sama secara transparan, termasuk rincian publikasi dan media partner.

“Ini bukan hanya soal uang. Ini soal cara memperlakukan publik dan media dengan adil dan setara. Jangan sampai FORNAS justru meninggalkan luka sosial di tengah masyarakat NTB,” pungkasnya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Kejari Mataram Hadir di Sekolah: Bangun Kesadaran Hukum Siswa Lewat Upacara dan Program “Jaksa Menjawab”
Pembangunan Inklusif NTB: Dari Irigasi hingga Samota, Pemerintah Tancap Gas Wujudkan Akses Merata
RSUD KLU Roboh di Tengah Gelombang Aksi: Direktur Mundur, Rakyat Menolak ‘Tambal Sulam’ Sistem Bobrok
Semarak Hultah akbar ke-90 NWDI di Anjani: Dari Jalan Sehat, Marathon, Pawai Sepeda Motor, Pawai Alegoris hingga Do’a untuk Bangsa
Pemuda Pancasila NTB Teguhkan Dukungan untuk Yapto: Empat Dekade Kiprah, Satu Semangat Pancasila
Meriah! Hultah NWDI ke-90 Hadirkan Jalan Sehat di Mataram dengan Doorprize 5 Paket Umrah
Akses Ekonomi hingga Sekolah Lebih Lancar, Dua Ruas Jalan NTB Mulai Dibenahi
Peran Strategis Imigrasi Mataram di Balik Launching Desa Migran Emas dan Lounge PMI di NTB

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 12:36 WITA

Di Balik Nama Pembangunan: Dugaan Korupsi Lahan MXGP Samota Menganga

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:43 WITA

Istri Polisi Tersangka Pembunuhan, Tekanan Ekonomi Jadi Akar Tragedi Lembar

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:40 WITA

Dana Siluman Pokir: Ketika Uang Kembali, Tapi Keadilan Tak Pernah Datang

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:36 WITA

Kasus Brigadir Esco: Briptu RS dan 4 Tersangka Terancam Hukuman Berat Pasal 340 KUHP

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:53 WITA

Kuripan Berduka: Tubuh Roni Gantung Kaku, Pagi Bersuara Sunyi

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:08 WITA

Vonis 8 Tahun untuk Rosiady Dinilai Janggal, Penasihat Hukum Ajukan Banding

Kamis, 9 Oktober 2025 - 06:27 WITA

Korupsi Kian Merajalela, Aliansi Pecinta Keadilan NTB Serukan Reformasi Moral bagi Aparat Hukum

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:40 WITA

Laporan Sudah Dua Bulan, Tersangka Masih Misterius: Polisi Tunggu Apa Lagi ?

Berita Terbaru