Home / NTB

Proyek Jalan Rp6,4 Miliar di Terong Tawah Diduga Gunakan Material Tak Layak, Warga Resah, PU Siap Bongkar

- Wartawan

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:38 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Warga Terong Tawah pertanyakan kualitas proyek jalan Rp6,4 M. Material tak layak, debu tebal, dan lemahnya pengawasan jadi sorotan. (Foto: Istimewa)

Warga Terong Tawah pertanyakan kualitas proyek jalan Rp6,4 M. Material tak layak, debu tebal, dan lemahnya pengawasan jadi sorotan. (Foto: Istimewa)

Halontb.com – Di balik pembangunan jalan desa yang seharusnya membawa manfaat, proyek peningkatan jalan senilai Rp6,4 miliar di Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, justru memunculkan kegelisahan. Warga mempertanyakan kualitas proyek yang tengah dikerjakan oleh PT Sinar Emas Samudra tersebut. Dugaan penggunaan material tidak layak dan kelalaian teknis di lapangan menjadi sorotan tajam.

Hasil penelusuran di lapangan menemukan sejumlah kejanggalan. Penimbunan drainase, misalnya, menggunakan material tanah bercampur sampah rumah tangga dan sisa galian proyek lain. Kondisi ini memunculkan pertanyaan serius: apakah proyek dengan anggaran miliaran rupiah ini diawasi dengan ketat oleh pihak terkait?

Tokoh masyarakat setempat, H. Tohri, secara terbuka menyuarakan keresahan warga. Ia menduga proyek ini lebih mengejar kecepatan dan efisiensi biaya dibanding mutu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Jangan sampai proyek hanya jadi simbol serapan anggaran, tapi merugikan warga dan pemerintah sendiri. Kalau materialnya saja sudah dipertanyakan, bagaimana bisa jalan ini awet bertahun-tahun?” kritik Tohri saat ditemui wartawan.

Selain mutu material, warga juga mengeluhkan debu pekat dari lokasi proyek yang tak kunjung disiram air. Akibatnya, aktivitas harian warga terganggu, terutama anak-anak dan lansia yang terpapar langsung oleh polusi debu.

Pengawasan Lemah, Siapa Bertanggung Jawab?
Di tengah kekhawatiran warga, muncul pertanyaan soal sejauh mana pengawasan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok Barat. Kepala Dinas PUPR, Ahad Legiarto, yang dikonfirmasi pada Jumat (27/6/2025), mengaku belum menerima laporan resmi dari tim pengawas di lapangan. Namun, ia menegaskan akan segera turun langsung ke lokasi.

“Kalau benar ada pelanggaran teknis, saya tak segan-segan perintahkan pembongkaran. Tidak boleh ada toleransi terhadap proyek asal-asalan,” tegasnya.

Ahad menyebut, pihaknya telah menerapkan sistem pengawasan teknis sesuai aturan, tapi tetap membuka ruang evaluasi berdasarkan masukan dari masyarakat.

Benarkah Ada Pembiaran?
Dugaan bahwa pelaksana proyek mencoba menghemat biaya dengan menggunakan material sub-standar memunculkan isu serius: apakah pengawas teknis proyek dari pihak rekanan maupun dinas melakukan pembiaran?

Sumber internal yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa sudah sejak awal proyek ini menuai sorotan karena jadwal kerja yang terlalu padat dan tekanan menyelesaikan proyek dalam waktu 150 hari kalender. “Kadang ada kompromi di lapangan. Tapi kompromi terhadap kualitas bisa jadi bom waktu,” ungkapnya.

Desak Transparansi dan Audit Proyek
Sejumlah aktivis pengawasan anggaran di Lombok Barat mulai mendesak dilakukan audit terhadap proyek ini. Mereka menilai, proyek bernilai miliaran rupiah seperti ini harus transparan sejak perencanaan hingga pelaksanaan.

“Jangan tunggu jalan rusak dulu baru bertindak. Ini soal integritas pelaksana dan tanggung jawab pemerintah daerah dalam menjaga kualitas pembangunan,” kata Lalu Raka, salah satu pemerhati kebijakan publik.

Kini, publik menanti langkah tegas dari Dinas PU dan Pemkab Lombok Barat. Apakah akan ada tindak lanjut nyata? Ataukah kasus ini akan hilang begitu saja di tengah tumpukan laporan serapan anggaran ? .

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Lonjakan Tagihan Air, PDAM Giri Menang Tekankan Pentingnya Deteksi Dini dan Pelaporan Meter Mandiri
Mengejar Tenggat, Menantang Alam: Kisah di Balik Kejar Tayang Proyek Infrastruktur NTB Menjelang HUT ke-67
Kadis PUPR NTB ‘Blunder’, Pemuda Pancasila NTB Sindir Jabatan Bisa Hilang Gara-Gara Lidah !
Uang Masuk Jadi Tiket Kerja ? Bupati Lombok Barat: Laporkan, Jangan Diam !
Dapur Gizi Montong Are 2 Kembali Beroperasi, Yayasan Agniya dan SPPG Sepakat Akhiri Polemik
Kisruh Penutupan SPPG Montong Are 2: Kepala SPPG Sebut Anggaran Belum Turun, Yayasan Agniya Bantah Saldo Masih Rp297 Juta
Kursi Roda Bicara Lebih Lantang dari Janji: Dinsos Lobar Buktikan Aksi, Bukan Retorika
Kejari Mataram Hadir di Sekolah: Bangun Kesadaran Hukum Siswa Lewat Upacara dan Program “Jaksa Menjawab”

Berita Terkait

Kamis, 25 Desember 2025 - 06:29 WITA

Tanpa Padam Saat Ibadah, PLN Hadirkan Terang Natal 2025 di Seluruh NTB

Rabu, 24 Desember 2025 - 16:05 WITA

Dari Gardu hingga Gereja: Strategi PLN NTB Amankan Listrik Perayaan Natal 2025

Rabu, 24 Desember 2025 - 16:02 WITA

PLN Rampungkan Pemulihan Sistem Kelistrikan Aceh, Distribusi ke Masyarakat Jadi Prioritas Utama

Rabu, 24 Desember 2025 - 15:58 WITA

Negara Hadir di Tengah Banjir Aceh, PLN Pastikan Layanan Publik Bangkit Lebih Aman

Rabu, 24 Desember 2025 - 15:55 WITA

Dari Listrik hingga Air Bersih, BUMN Bergerak Bersama Percepat Pemulihan Aceh Pascabencana

Rabu, 24 Desember 2025 - 12:13 WITA

Siaga Penuh di Hari Jadi NTB, Listrik Andal Jadi Penopang Utama Upacara HUT ke-67

Rabu, 24 Desember 2025 - 09:27 WITA

Progres Proyek Jalan Nasional di NTB Capai Tahap Akhir, Satker Tegaskan Fokus pada Penyempurnaan

Sabtu, 20 Desember 2025 - 12:42 WITA

Pedagang Menjerit, Program MBG Disinyalir Buat Pasar Tradisional di Lombok Barat Sepi

Berita Terbaru