Halontb.com – Proses pemberangkatan Jamaah Calon Haji (JCH) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2025 menghadapi kendala keterlambatan visa, yang menyebabkan kloter pertama dari Kabupaten Lombok Barat harus diberangkatkan tanpa didampingi tenaga kesehatan. Sementara itu, kloter kedua dari Kabupaten Lombok Tengah sudah diberangkatkan dengan didampingi dokter dan perawat.
Sebanyak 384 JCH dari Lombok Barat yang tergabung dalam kloter pertama diberangkatkan pada Jumat dini hari, 2 Mei 2025. Namun, visa sejumlah petugas, termasuk satu dokter dan satu perawat, belum terbit. Akibatnya, kloter tersebut hanya didampingi oleh ketua kloter dan pembimbing ibadah, meski terdapat 30 jamaah berisiko tinggi secara medis dalam rombongan tersebut.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag NTB, Lalu Muhammad Amin membenarkan bahwa kloter pertama berangkat tanpa petugas kesehatan karena kendala visa. “Alhamdulillah, laporan yang kami terima, kloter satu sudah mendarat di Madinah dan seluruh jamaah dalam kondisi sehat wal afiat,” ujar Amin saat konferensi pers di Asrama Haji Mataram, Jumat (2/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menegaskan, meski tanpa Nakes dalam perjalanan, pemantauan kesehatan jamaah tetap dilakukan setibanya di Madinah. “Petugas medis di bandara dan hotel di Arab Saudi telah siap memberikan layanan,” tambahnya.
Sementara itu, kloter kedua dari Lombok Tengah yang diberangkatkan setelahnya sudah didampingi oleh tenaga kesehatan sesuai standar. Penerbitan visa bagi kloter ini sudah tuntas sebelum keberangkatan.
Kemenag NTB menegaskan, keterlambatan visa bukan hanya terjadi di NTB, melainkan juga secara nasional bahkan global. Pemerintah Arab Saudi menerbitkan visa secara bertahap dan tidak sesuai urutan kloter. “Ada visa kloter 2, tapi juga muncul visa untuk kloter 5. Ini murni soal teknis waktu,” jelas Amin.
Ia memastikan, seluruh 4.544 jamaah haji asal NTB akan tetap diberangkatkan secara bertahap melalui 12 kloter yang telah dijadwalkan. Untuk kloter yang kekurangan anggota akibat visa tertunda, dilakukan pengisian dari jamaah kloter lain yang visanya telah terbit.
“Jamaah yang diberangkatkan lebih awal dari kloternya akan disatukan kembali di Madinah,” ungkap Amin.
Meski visa belum keluar, banyak jamaah tetap memilih tinggal di Asrama Haji sembari menunggu kepastian keberangkatan. Selama di asrama, mereka tetap difasilitasi akomodasi dan konsumsi, serta koper mereka disiapkan untuk mempercepat proses keberangkatan.
“Kami terus koordinasi 24 jam dan mengimbau jamaah tetap tenang serta banyak berdoa agar semua proses berjalan lancar,” pungkasnya.






