Halontb.com – Pagi itu, di lantai tiga RSUD Patut Patuh Patju (Tripat) Gerung, suasana berbeda menyelimuti ruangan. Jarum-jarum kecil, kantong darah, dan senyum para relawan berpadu dalam harmoni kemanusiaan. Mereka datang bukan karena sakit, tetapi karena ingin menyembuhkan dengan memberi sebagian dari dirinya.
Begitulah cara RSUD Tripat memperingati ulang tahun ke-25 ARSADA, asosiasi rumah sakit daerah di seluruh Indonesia. Di hari yang sama, lebih dari 300 RSUD dari Sabang hingga Merauke turut melakukan hal serupa: donor darah serentak nasional yang digelar secara live dan bertujuan memecahkan Rekor MURI.
Direktur Utama RSUD Tripat, dr. H. Suriyadi, tampak berkeliling memastikan proses berjalan lancar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bakti sosial ini menjadi cara kami memperingati HUT ARSADA yang ke-25 dengan makna mendalam. Donor darah adalah simbol gotong royong dan kepedulian,” katanya.
Sekitar 50 kantong darah berhasil dikumpulkan dari tenaga medis, staf rumah sakit, hingga masyarakat umum. Meski sederhana, setiap tetes darah yang mengalir dari lengan para pendonor membawa harapan baru bagi pasien-pasien yang menunggu di ruang rawat.
Dokter Rangga, Sp. PK., yang bertugas memantau kualitas darah, menuturkan bahwa stok darah di RSUD Tripat selalu dijaga dalam kondisi aman.
“Kami memiliki daftar pendonor aktif, dan jika stok menipis, kami segera koordinasi dengan PMI Lombok Barat. Dengan sinergi itu, kami bisa menjamin kebutuhan darah selalu terpenuhi,” jelasnya.
Kegiatan ini berlangsung tertib dan lancar. Para pendonor dicek tekanan darah, hemoglobin, hingga riwayat kesehatan mereka sebelum menjalani proses donor. Semua prosedur mengikuti protokol kesehatan yang ketat.
Lebih dari sekadar upaya memecahkan rekor, kegiatan ini menjadi momentum menumbuhkan kembali semangat solidaritas di tengah masyarakat. Bahwa di balik setiap tetes darah yang diberikan, ada sejuta harapan yang lahir.
“Darah bukan sekadar cairan merah, ia adalah wujud kasih sayang antar manusia,” kata dr. Suriyadi menutup kegiatan.
Melalui aksi ini, RSUD Tripat dan ARSADA membuktikan bahwa usia 25 tahun bukan sekadar angka melainkan perjalanan panjang pelayanan publik yang terus berdenyut bersama denyut kehidupan rakyat Indonesia.






