“Kami Sudah Berupaya”: Ketika SOP Tak Cukup Menyelamatkan Nyawa Bayi

- Wartawan

Minggu, 12 Oktober 2025 - 05:43 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Direktur RSUD Lombok Utara, drg. Nova Budiharjo, memberikan keterangan pers terkait kasus meninggalnya bayi sesaat setelah dilahirkan di ruang konferensi RSUD Lombok Utara, Sabtu (11/10/2025).

Direktur RSUD Lombok Utara, drg. Nova Budiharjo, memberikan keterangan pers terkait kasus meninggalnya bayi sesaat setelah dilahirkan di ruang konferensi RSUD Lombok Utara, Sabtu (11/10/2025).

Halontb.com – Seorang bayi meregang nyawa satu jam setelah dilahirkan. Bukan karena tidak ada rumah sakit. Bukan karena tidak ada dokter. Tetapi karena sistem pelayanan publik yang sering kali gagap menghadapi kenyataan. Itulah yang dialami WN (31), warga Dusun Sira, Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung.

Sabtu (11/10), RSUD Lombok Utara menggelar konferensi pers untuk menjelaskan duduk perkara. Direktur RSUD, drg. Nova Budiharjo, tampil tenang di depan media. Ia membuka keterangannya dengan kalimat yang sudah sangat familiar: “Semua tindakan kami sesuai SOP.”

Menurut Nova, WN datang ke rumah sakit dalam kondisi hamil enam bulan dengan keluhan nyeri perut. Setelah pemeriksaan laboratorium, dokter mendiagnosis infeksi saluran kemih (ISK). Janin disebut dalam kondisi sehat. Pasien diberikan obat, nyeri diredakan, lalu dipersilakan pulang. “Dengan anjuran, bila keluhan memburuk segera kembali,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dan benar saja keluhan itu memburuk. Hanya saja, waktu tak lagi berpihak. Saat WN kembali, bayi telah lahir. Tim medis berupaya melakukan penanganan intensif. Namun, sebagaimana banyak tragedi di ruang IGD di pelosok negeri, semua “upaya maksimal” itu berakhir dengan pernyataan duka.

“Kami sangat menyesalkan peristiwa ini dan menyampaikan belasungkawa,” ujar Nova. Ia menyebut akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelayanan rumah sakit.

Namun publik tentu tahu, evaluasi bukan hal baru. Hampir setiap tragedi serupa ditutup dengan janji evaluasi. SOP pun seolah menjadi tameng ampuh meski sering tak sanggup mengalahkan realitas buruk: keterbatasan tenaga, minim respons cepat, dan sistem yang lebih lambat dari detik yang dimiliki bayi untuk bertahan hidup.

Kasus ini seharusnya tak berhenti pada klarifikasi manajemen. Ia adalah alarm keras bagi seluruh sistem kesehatan daerah bahwa nyawa bukan sekadar catatan medis. Ia tak bisa dikembalikan dengan permintaan maaf atau evaluasi yang tak menyentuh akar masalah.

Di atas meja konferensi, SOP terdengar sempurna. Tapi di ruang IGD, satu jam menjadi perbedaan antara hidup dan mati.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Transformasi Layanan Kesehatan Dimulai dari Maluk: TMC Hadir dengan Fasilitas Modern dan Spesialis Jiwa
Puskesmas Aik Mual Luncurkan Inovasi RAGIL untuk Cegah Masalah Gigi sejak Dini
Kota Bima Siap Naik Kelas ! RSUD Modern Hadir dengan Fasilitas Kesehatan Lengkap
RS Universitas Mataram Siap Layani Pasien, Pembangunan Tuntas, Audit BPK Jadi Tahap Akhir
RSUD Asy-Syifa’ KSB: Pelayanan Istimewa bagi Masyarakat Rentan, Inovasi yang Mengutamakan Kenyamanan
RSUD Kota Mataram Dorong Inovasi RAJA HARUM untuk Selamatkan Nyawa dari Serangan Jantung oleh Non Nakes
RSUD Kota Mataram Perkenalkan Inovasi Tanggap Darurat RAJA HARUM dalam Bimtek Terbaru
Tingkatkan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat, RSUD Asy-Syifa Sumbawa Barat Buka Layanan Hemodialisa Setiap Hari

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 12:36 WITA

Di Balik Nama Pembangunan: Dugaan Korupsi Lahan MXGP Samota Menganga

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:43 WITA

Istri Polisi Tersangka Pembunuhan, Tekanan Ekonomi Jadi Akar Tragedi Lembar

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:40 WITA

Dana Siluman Pokir: Ketika Uang Kembali, Tapi Keadilan Tak Pernah Datang

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:36 WITA

Kasus Brigadir Esco: Briptu RS dan 4 Tersangka Terancam Hukuman Berat Pasal 340 KUHP

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:53 WITA

Kuripan Berduka: Tubuh Roni Gantung Kaku, Pagi Bersuara Sunyi

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:08 WITA

Vonis 8 Tahun untuk Rosiady Dinilai Janggal, Penasihat Hukum Ajukan Banding

Kamis, 9 Oktober 2025 - 06:27 WITA

Korupsi Kian Merajalela, Aliansi Pecinta Keadilan NTB Serukan Reformasi Moral bagi Aparat Hukum

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:40 WITA

Laporan Sudah Dua Bulan, Tersangka Masih Misterius: Polisi Tunggu Apa Lagi ?

Berita Terbaru