Halontb.com – Saat gema takbir membelah langit Nusa Tenggara Barat di malam Idul Adha, tak banyak yang menyadari bahwa di balik keheningan dan keteduhan itu, ada ribuan petugas yang tetap berjaga. Mereka bukan hanya menjaga kabel dan tiang listrik mereka menjaga perasaan damai jutaan orang yang ingin beribadah dengan tenang. PLN NTB kembali menunjukkan komitmennya: listrik bukan sekadar energi, tapi bagian dari momen suci umat.
PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) mencatat keberhasilan penuh dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan selama Hari Raya Idul Adha 1446 H, yang jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Tanpa ada gangguan berarti, umat Muslim di NTB dapat melaksanakan ibadah Sholat Id dan penyembelihan hewan kurban dengan khusyuk, berkat sistem kelistrikan yang tetap stabil dan responsif.
General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwati, menyampaikan bahwa seluruh elemen di bawah komandonya telah bekerja maksimal selama masa siaga Hari Raya. “Kami berupaya memastikan bahwa tak ada satu pun titik aktivitas masyarakat terganggu akibat masalah kelistrikan. Semua dilakukan demi ibadah yang tenang dan khidmat,” ujar Heny.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Langkah antisipatif PLN tidak dilakukan setengah-setengah. Sebanyak 1.957 personel dari unsur internal PLN, Tenaga Alih Daya (TAD), dan mitra kerja disiagakan di 164 titik posko pengamanan kelistrikan di seluruh NTB. Tak hanya bertugas memantau, mereka juga dilengkapi dengan perlengkapan darurat seperti genset dan UPS untuk mengatasi potensi gangguan secara cepat.
Sistem Lombok mencatat beban puncak sebesar 282 MW, sedangkan Sistem Tambora mencatat 137 MW. Angka ini menunjukkan tingginya kebutuhan energi selama perayaan, namun tetap dapat dilayani dengan baik berkat perencanaan dan kesiapan sistem yang matang.
Tidak kurang dari 28 titik lokasi pelaksanaan Sholat Id—terdiri dari 10 masjid besar dan 18 lapangan terbuka—menjadi fokus pengamanan utama, termasuk beberapa lokasi VVIP dan kawasan padat penduduk. Pengawasan dilakukan intensif, dengan personel siaga ditempatkan langsung di titik-titik strategis.
Menariknya, PLN NTB juga tak melupakan agenda masa depan: transisi menuju energi bersih. Sebanyak 14 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di sembilan lokasi strategis turut disiagakan selama libur panjang, mendukung mobilitas masyarakat pengguna kendaraan listrik sekaligus memperkuat ekosistem energi ramah lingkungan.
Lebih dari sekadar menjaga pasokan listrik, PLN NTB aktif menjalin koordinasi dengan pengelola masjid, aparat keamanan, dan pemerintah daerah. Komunikasi ini penting agar antisipasi dini bisa dilakukan dan tindakan lapangan lebih cepat serta tepat sasaran.
Hingga 7 Juni 2025, PLN masih menetapkan masa siaga kelistrikan. Monitoring sistem tetap dilakukan menyeluruh untuk memastikan pasokan selama sisa masa libur tetap aman dan stabil.
“Listrik bukan sekadar fasilitas. Bagi kami, ini adalah bentuk pelayanan dan kehadiran PLN di tengah kehidupan masyarakat, apalagi di saat-saat penting seperti Idul Adha. Kami ingin memastikan setiap rumah, masjid, dan lapangan tetap terang, agar ibadah dan kebersamaan tak pernah terputus,” pungkas Heny, menutup pernyataannya dengan penuh semangat.