Halontb.com – Lembaga Swadaya Masyarakat Kasta NTB menyoroti kepemimpinan Gubernur NTB M. Iqbal yang dinilai lebih banyak dipenuhi dengan deretan janji ketimbang realisasi nyata di lapangan. Presiden KASTA NTB, Lalu Wink Haris, mencatat setidaknya ada 40 janji besar yang hingga kini masih sebatas kata “akan” tanpa arah jelas pelaksanaan.
Dalam catatan tersebut, program-program yang dijanjikan gubernur seolah mencakup semua lini: dari infrastruktur, energi, pertanian, pendidikan, hingga pariwisata. Mulai dari rencana membangun jalan port to port Lembar–Kayangan, mengambil alih pengelolaan Pelabuhan Awang, menjadikan Sape sebagai kampung nelayan modern, hingga menciptakan 100 ribu lapangan pekerjaan baru. Namun ironisnya, kata “akan” selalu menjadi pengikat janji-janji tersebut, tanpa kejelasan kapan berubah menjadi kenyataan.
“Semua yang disampaikan adalah janji-janji bombastis. Faktanya, hingga hari ini masyarakat belum merasakan dampak nyata dari kepemimpinan M. Iqbal. Kami melihat lebih banyak retorika politik dibandingkan kerja nyata,” tegas Lalu Wink Haris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih jauh, KASTA NTB menilai pola kepemimpinan Gubernur M. Iqbal hanya menumpuk daftar rencana tanpa arah implementasi yang jelas. Misalnya, janji memberikan dana segar Rp300–500 juta ke seluruh desa, meningkatkan status rumah sakit di Sumbawa, menjadikan NTB basis produk halal nasional, hingga mengganti mobil dinas pejabat dengan mobil listrik. Semua itu menurut KASTA NTB hanyalah angan yang kerap diulang dalam pidato, bukan realitas di lapangan.
Kritik semakin tajam ketika melihat janji-janji yang dianggap tidak masuk akal, seperti mengadakan event internasional sekali dalam dua minggu, menjadikan Bandara BIZAM sebagai induk penerbangan nasional, hingga meracik “aliansi emas” dengan Pemprov Jatim. “Alih-alih fokus pada masalah mendesak rakyat, kepemimpinan saat ini justru tenggelam dalam wacana dan pencitraan,” sindir Lalu Wink Haris.
KASTA NTB juga menyinggung isu krusial yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat: harga gabah dan jagung, beasiswa non-APBD, bantuan ke pesantren, hingga janji penanganan banjir dan kemiskinan ekstrem. Semua itu, menurut mereka, hanya menjadi deretan “checklist” visi misi tanpa kehadiran nyata bagi rakyat NTB.
“NTB butuh pemimpin yang bekerja, bukan sekadar mengumbar kata akan. Rakyat semakin jenuh dengan politik retorika. Inilah wajah kepemimpinan M. Iqbal yang harus dievaluasi secara jujur,” tutup Lalu Wink Haris.






