Halontb.com – Ribuan langkah kaki berbaur dalam semangat budaya. Kota Bima kembali hidup dalam gelora Festival Rimpu Mantika yang digelar selama tiga hari, menandai usia ke-23 kota yang dijuluki “Kota Tepian Air”. Namun di balik semarak parade Rimpu, denting gamelan, dan teriakan para pelaku UMKM yang menawarkan produk unggulan, ada satu aktor yang tak pernah tampil di atas panggung: PLN.
Melalui kehadiran tim teknisnya yang siaga penuh, PLN memastikan aliran listrik tetap menyala tanpa cela mendukung suksesnya seluruh agenda acara dari pagi hingga malam, 24–26 April 2025.
General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menegaskan bahwa keberhasilan pengamanan listrik selama festival bukan semata kerja rutin, tapi bentuk komitmen PLN dalam menjaga ekosistem budaya dan ekonomi. “Kami tidak melihat ini sebagai tugas biasa. Festival ini adalah milik masyarakat, dan PLN ingin menjadi bagian dari keberhasilannya. Ketika budaya tampil, listrik tidak boleh redup,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari sisi teknis, PLN mengerahkan tim respons cepat sebanyak 20 personel dari UP3 Bima, lengkap dengan Gardu Bergerak dan UPS berkapasitas 250 kVA. Sistem kelistrikan juga diproteksi dengan skema cadangan dari dua penyulang utama, sehingga jika satu jaringan terganggu, suplai bisa langsung dialihkan tanpa mengganggu jalannya acara. Komunikasi intensif dengan panitia dilakukan setiap saat untuk menjamin respons cepat jika dibutuhkan.
Wali Kota Bima, H. A. Rahman, SE, dalam pidatonya membuka festival menyampaikan pesan kuat soal pentingnya menjaga budaya. Ia menyebut Rimpu Mantika sebagai “permata Bima” yang harus dijaga bersama.
“Festival ini bukan sekadar agenda tahunan, tapi juga kekuatan sosial dan ekonomi. PLN telah menunjukkan bahwa kehadiran mereka lebih dari sekadar penyedia daya mereka mitra kemajuan,” ujarnya.
Sementara itu, Manager UP3 Bima, Syaiful Hannan, menyebut pendekatan humanis menjadi kunci. “Kami hadir bukan hanya dengan alat, tetapi dengan empati. Kami ingin semua panitia dan pengunjung merasa aman, bahwa ada PLN yang siap di belakang layar,” katanya.
Panitia festival, Tini, juga menyoroti peran PLN sebagai jantung operasional. “Stabilnya listrik adalah pondasi semua kegiatan. PLN hadir bukan hanya untuk nyalakan lampu, tapi juga nyalakan harapan,” ujarnya.
Festival Rimpu Mantika bukan hanya berhasil sebagai perayaan budaya, tapi juga menjadi bukti bahwa ketika infrastruktur, pelayanan, dan masyarakat bersatu, maka perayaan bisa berjalan tanpa kedip dengan PLN sebagai penjaminnya.






