Halontb.com – Sebuah momentum penting kembali tercatat dalam sejarah gerakan mahasiswa Islam di Kota Mataram. Melalui Konferensi Cabang (Konfercab) yang digelar 18–19 Oktober 2025 di Kantor BPSDM Nusa Tenggara Barat, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Mataram menegaskan komitmennya untuk melanjutkan estafet perjuangan dengan arah dan semangat baru.
Selama dua hari pelaksanaan, forum berjalan penuh dinamika dan semangat kolektif. Rangkaian sidang dan musyawarah mencerminkan kedewasaan kader dalam menjaga tradisi intelektual dan nilai-nilai Aswaja. Bukan sekadar forum, konfercab kali ini menjadi titik balik untuk memperkuat fondasi kaderisasi, memperluas peran sosial, dan memperbaharui spirit pergerakan.
Dari forum yang produktif ini lahir Lalu Rizki Hidayat sebagai Ketua Cabang baru PMII Mataram. Dalam pidatonya, Rizki menekankan bahwa organisasi harus bergerak adaptif tanpa kehilangan ruh perjuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita akan memperkuat kaderisasi, menata gerakan, dan menghadirkan PMII yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Mengusung semangat RechargePMII, kepemimpinan baru ini membawa misi penyegaran organisasi. Gagasan ini menjadi simbol harapan lahirnya energi baru sebuah gelombang yang memperkuat daya juang dan memastikan keberlanjutan perjuangan PMII Mataram.
Tema besar “Estafet Kepemimpinan, Perkuat Kaderisasi dan Gerakan untuk PMII Mataram Berdaulat” menjadi pijakan moral regenerasi. Estafet bukan hanya pergantian nama dan jabatan, tapi proses menjaga api perjuangan agar tak pernah padam di setiap generasi.
Hasil konfercab juga memunculkan sejumlah rekomendasi strategis: mulai dari peningkatan kapasitas kader, kolaborasi lintas komisariat, hingga pembukaan ruang jejaring sosial dan akademik yang lebih luas. Semuanya diarahkan untuk membangun PMII Mataram yang solid, mandiri, dan berdaulat dalam menentukan langkah perjuangannya sendiri.
Dengan lahirnya kepemimpinan baru, PMII Mataram menegaskan dirinya sebagai ruang perjuangan yang terus bergerak dan tumbuh. Dari kota Mataram, obor pergerakan ini kembali menyala menyongsong masa depan dengan arah baru, energi baru, dan keyakinan bahwa pergerakan mahasiswa Islam tak akan pernah kehilangan maknanya.






