RUPTL 2025-2034: Peta Jalan Ambisius PLN Menuju Kedaulatan Energi dan Net Zero Emissions dengan Dominasi Energi Terbarukan

- Wartawan

Rabu, 28 Mei 2025 - 03:43 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana Konferensi Pers Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Senin, (26/5). (Foto: Dok. PLN)

Suasana Konferensi Pers Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta pada Senin, (26/5). (Foto: Dok. PLN)

Halontb.com – PT PLN (Persero) mengumumkan kesiapan penuh untuk menjalankan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang baru diluncurkan pemerintah, sebagai langkah strategis dalam memperkuat sistem ketenagalistrikan nasional dan mendukung target nasional Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Dokumen ini menegaskan perubahan paradigma dengan mengusung bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 76% dari total penambahan kapasitas pembangkit baru sebesar 69,5 gigawatt (GW) dalam 10 tahun mendatang.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menilai RUPTL terbaru sebagai “rangkaian komitmen dan arah kebijakan yang jelas” bagi Indonesia dalam mencapai target energi bersih dan kedaulatan energi nasional. “Kunci keberhasilan terletak pada disiplin dan konsistensi implementasi yang ketat,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (26/5).

RUPTL menampilkan porsi signifikan energi hijau yang akan membentuk masa depan sistem kelistrikan Indonesia. Surya menjadi tulang punggung utama dengan 17,1 GW, diikuti tenaga air 11,7 GW dan panas bumi 5,2 GW. Bioenergi dan energi nuklir yang mulai diperhitungkan masing-masing menyumbang 0,9 GW dan 0,5 GW, memperkaya diversifikasi sumber energi terbarukan. Sistem penyimpanan energi juga mendapat perhatian besar dengan kapasitas total 10,3 GW, mencakup pumped storage dan battery energy storage system (BESS), sebagai solusi krusial untuk menjawab tantangan variabilitas energi terbarukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Meskipun energi fosil masih akan berperan, perannya menurun drastis, hanya sebesar 24% dari penambahan kapasitas pembangkit, terdiri dari gas alam 10,3 GW dan batubara 6,3 GW. Hal ini menandai pergeseran signifikan dari ketergantungan energi kotor menuju sistem kelistrikan rendah karbon.

Ilustrasi PLTS Terapung Cirata 192 MWp yang merupakan PLTS terapung terbesar se-Asia Tenggara dan ketiga di dunia berada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dalam 10 tahun ke depan, PLN berkomitmen menjalankan arahan Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pembangkit yang sebagian besar bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) sesuai dengan RUPTL 2025-2034 yang telah diumumkan oleh Kementerian ESDM pada Senin, (26/5). (Foto: Dok. PLN)

Rencana implementasi pembangunan kapasitas baru terbagi dua fase. Tahap awal lima tahun pertama difokuskan pada penambahan 27,9 GW kapasitas baru, di mana 12,2 GW berasal dari EBT, dan 3 GW dari sistem penyimpanan energi. Tahap kedua dalam lima tahun terakhir, intensitas bauran EBT meningkat drastis hingga mencapai 90% dari total 41,6 GW kapasitas baru yang direncanakan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan PLN akan menjadi garda terdepan dalam mengimplementasikan RUPTL ini. “Kami bertekad memastikan sistem kelistrikan nasional tidak hanya memenuhi kebutuhan energi yang terus tumbuh, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya.

RUPTL 2025-2034 membuka peluang besar dalam pengembangan ekonomi hijau nasional, memperkuat kedaulatan energi, serta memberikan kontribusi signifikan pada target pengurangan emisi nasional. Dengan pengembangan teknologi penyimpanan dan sumber energi baru yang berkelanjutan, Indonesia siap memasuki era baru kelistrikan hijau yang lebih bersih, efisien, dan modern.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Waktu Mepet, Satker PJN I NTB Pastikan Proyek IJD Puluhan Miliar Tuntas dan Tepat Sasaran
Dari Lombok untuk Indonesia: ICATEI 2025 Dorong Transisi Energi Bersih dan Berkelanjutan
Jalan Pesanggrahan–Kumbak Dibangun, Petani Lombok Barat Sambut Harapan Baru
Akses Ekonomi dan Wisata Lombok Timur Siap Terdongkrak, Tiga Proyek IJD Segera Dikebut
PLN Jaga Wajah Indonesia di Mata Dunia Lewat Keandalan Listrik MotoGP Mandalika 2025
PLN UIW NTB Tegaskan Komitmen Transisi Energi Melalui PLTS Sengkol
Dari Santong ke Masa Depan: PLN Pacu Akselerasi Energi Terbarukan di NTB
Bank NTB Syariah Buktikan Daya Saing, Catat Miliaran Transaksi di Ajang Literasi Keuangan

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 12:36 WITA

Di Balik Nama Pembangunan: Dugaan Korupsi Lahan MXGP Samota Menganga

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:43 WITA

Istri Polisi Tersangka Pembunuhan, Tekanan Ekonomi Jadi Akar Tragedi Lembar

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:40 WITA

Dana Siluman Pokir: Ketika Uang Kembali, Tapi Keadilan Tak Pernah Datang

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:36 WITA

Kasus Brigadir Esco: Briptu RS dan 4 Tersangka Terancam Hukuman Berat Pasal 340 KUHP

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:53 WITA

Kuripan Berduka: Tubuh Roni Gantung Kaku, Pagi Bersuara Sunyi

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:08 WITA

Vonis 8 Tahun untuk Rosiady Dinilai Janggal, Penasihat Hukum Ajukan Banding

Kamis, 9 Oktober 2025 - 06:27 WITA

Korupsi Kian Merajalela, Aliansi Pecinta Keadilan NTB Serukan Reformasi Moral bagi Aparat Hukum

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:40 WITA

Laporan Sudah Dua Bulan, Tersangka Masih Misterius: Polisi Tunggu Apa Lagi ?

Berita Terbaru