Panggungnya Besar, Tapi Kami Tak Pernah Diundang: Potret Ketimpangan di Kaki Tambang PT AMMAN

- Wartawan

Minggu, 20 April 2025 - 11:12 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengusaha lokal asal Jereweh, Syam Suryadi. (Foto: Istimewa)

Pengusaha lokal asal Jereweh, Syam Suryadi. (Foto: Istimewa)

Halontb.com – Di tanah yang kaya akan emas dan tembaga, ketimpangan justru tumbuh diam-diam di akar rumput. Nama besar PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMMAN) menjulang tinggi, tapi pengusaha lokal seperti Syam Suryadi merasa hanya jadi penonton dalam pesta pembangunan itu.

“Proyek sebesar ini terjadi di depan mata kami, tapi kami tidak pernah diajak bicara, apalagi diajak bergabung,” ucap Syam, seorang pengusaha dari Jereweh, membuka kisahnya dengan nada getir.

Sejak PT Newmont mengawali operasinya hingga kini dilanjutkan oleh PT AMMAN, Syam mengaku tidak pernah sekali pun mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam proyek. Lebih ironis lagi, ia bahkan tak tahu ke mana harus mengajukan proposal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tidak ada sosialisasi, tidak ada informasi. Kami benar-benar tidak tahu apa yang bisa kami kerjakan. Semua akses terasa tertutup,” kata Syam.

Menurutnya, perusahaan-perusahaan dari luar daerah, terutama dari Jawa, lebih diprioritaskan karena dianggap memiliki koneksi dan pengalaman. Sementara pengusaha lokal, meskipun berada tepat di sekitar tambang, justru dipandang sebelah mata.

“Kami dianggap tidak kompeten. Padahal kami punya semangat dan kemauan. Tapi kalau tak diberi kesempatan, bagaimana kami bisa berkembang?” tanyanya retoris.

Dampak dari kondisi ini sangat jelas:

  • Banyak pengusaha lokal kehilangan peluang untuk naik kelas.
  • Potensi ekonomi lokal tak berkembang.
  • Anak-anak muda tak punya harapan bekerja karena tidak ada proyek lokal yang berjalan.
  • Ketergantungan terhadap proyek pemerintah menjadi satu-satunya penggerak ekonomi lokal.

“Kami ingin ada keterbukaan. PT AMMAN harus memberi ruang bagi kami, baik yang sudah lama punya usaha maupun yang baru memulai. Transparansi adalah kunci kepercayaan,” ujar Syam tegas.

Ia juga mengkritik pemerintah daerah yang menurutnya belum sungguh-sungguh memperjuangkan keberadaan pengusaha lokal.

“Yang diurus hanya lowongan kerja sebagai karyawan, tapi bagaimana dengan kami pemilik usaha? Kami juga ingin berkontribusi,” tegasnya.

Resonansi dari suara Syam ditangkap serius oleh DPRD KSB. Ketua Komisi III, H. Basuki Rasyid, menyatakan bahwa peran pengusaha lokal dalam proyek tambang harus ditempatkan sebagai prioritas.

“Ini bukan hanya soal keadilan, tapi soal tanggung jawab sosial. PT AMMAN harus membuktikan bahwa mereka hadir bukan hanya untuk eksploitasi, tapi juga pemberdayaan,” ujarnya.

Basuki menegaskan, pihaknya akan memperjuangkan dialog antara pengusaha lokal dan pihak perusahaan agar ketimpangan ini segera diatasi.

Sebab di negeri yang kaya ini, pembangunan yang tidak berpihak pada warga lokal bukanlah kemajuan melainkan ketidakadilan yang terstruktur.

Facebook Comments Box

Editor : Reza

Berita Terkait

PLN Tingkatkan Keandalan Listrik Sumbawa, Pastikan Sistem Transmisi Tetap Prima
Kolaborasi Bank NTB Syariah dan HARSA NTB: Menyalakan Harapan Kemandirian Difabel Lewat Inklusi Keuangan
Wakaf Jadi Motor Ekonomi Umat, Bank NTB Syariah Luncurkan Program Inovatif untuk Difabel
Gerakan Wakaf Difabel Berdaya: Arah Baru Ekonomi Sosial Syariah di NTB
‘Jadi Raja di Rumah Sendiri’: Strategi Baru Bank NTB Syariah Bangkitkan Sektor Riil
Estafet Kepemimpinan Tuntas: Nazaruddin Nahkodai Bank NTB Syariah Menuju Babak Baru Transformasi
Waktu Mepet, Satker PJN I NTB Pastikan Proyek IJD Puluhan Miliar Tuntas dan Tepat Sasaran
Mandalika Hijau, Indonesia Maju: PLN Bangun Ekosistem Energi Bersih Lewat GEaaS

Berita Terkait

Minggu, 2 November 2025 - 14:14 WITA

Uang Masuk Jadi Tiket Kerja ? Bupati Lombok Barat: Laporkan, Jangan Diam !

Kamis, 30 Oktober 2025 - 10:38 WITA

Kisruh Penutupan SPPG Montong Are 2: Kepala SPPG Sebut Anggaran Belum Turun, Yayasan Agniya Bantah Saldo Masih Rp297 Juta

Senin, 27 Oktober 2025 - 23:37 WITA

Kursi Roda Bicara Lebih Lantang dari Janji: Dinsos Lobar Buktikan Aksi, Bukan Retorika

Selasa, 21 Oktober 2025 - 06:40 WITA

Kejari Mataram Hadir di Sekolah: Bangun Kesadaran Hukum Siswa Lewat Upacara dan Program “Jaksa Menjawab”

Senin, 20 Oktober 2025 - 14:11 WITA

Pembangunan Inklusif NTB: Dari Irigasi hingga Samota, Pemerintah Tancap Gas Wujudkan Akses Merata

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 02:12 WITA

RSUD KLU Roboh di Tengah Gelombang Aksi: Direktur Mundur, Rakyat Menolak ‘Tambal Sulam’ Sistem Bobrok

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 08:47 WITA

Semarak Hultah akbar ke-90 NWDI di Anjani: Dari Jalan Sehat, Marathon, Pawai Sepeda Motor, Pawai Alegoris hingga Do’a untuk Bangsa

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:30 WITA

Pemuda Pancasila NTB Teguhkan Dukungan untuk Yapto: Empat Dekade Kiprah, Satu Semangat Pancasila

Berita Terbaru