Halontb.com – Kehadiran PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) dalam prosesi adat Penti di Poco Leok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, menjadi bukti nyata komitmen perusahaan terhadap pelestarian budaya lokal. Upacara adat yang berlangsung pada 5-6 November 2024 ini menandai penerimaan PLN sebagai bagian dari keluarga besar Gendang Leda sekaligus penguatan dukungan terhadap proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di wilayah tersebut.
Prosesi Penti, yang diikuti dengan penuh khidmat oleh perwakilan PLN, menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan dengan masyarakat adat. Ketua Suku Gendang Leda, Konradus Hono, menyatakan bahwa kehadiran PLN diterima dengan tangan terbuka sebagai Ase Kae, sebutan untuk keluarga yang membawa manfaat besar bagi komunitas adat.
“Kami berdoa kepada leluhur agar semua kegiatan PLN berjalan lancar, terutama proyek geothermal yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kami,” ungkap Konradus Hono.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manajer Perizinan, Komunikasi, dan TJSL PLN, Bobby Robson Sitorus, yang hadir bersama delapan anggota timnya, mengungkapkan rasa syukur atas penerimaan hangat masyarakat adat Poco Leok. Ia menegaskan bahwa PLN berkomitmen menjalankan proyek dengan menghormati nilai-nilai adat dan menjaga keberlanjutan budaya lokal.
“Indigenous People Plan yang kami susun bukan sekadar dokumen, tetapi pedoman hidup yang kami jalankan untuk menjaga harmoni dengan masyarakat adat,” ujar Bobby.
Melalui dukungan dari seluruh lapisan masyarakat adat, termasuk pemilik tanah Elisabet Muet, PLN optimistis proyek geothermal Ulumbu 5-6 akan membawa perubahan positif bagi Poco Leok dan sekitarnya.
“Leluhur sudah memberi restu, dan kami yakin proyek ini akan berhasil,” tutur Elisabet.
Ritual Penti menjadi simbol sinergi yang kokoh antara modernisasi dan pelestarian budaya, membawa harapan baru bagi kesejahteraan masyarakat Manggarai melalui potensi energi panas bumi.