Halontb.com – Dalam upaya mempercepat transisi energi bersih, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menggandeng Kementerian Pertanian untuk meluncurkan program “Pengembangan Ekosistem Biomassa Berbasis Ekonomi Kerakyatan dan Pertanian Terpadu” di Kabupaten Tasikmalaya. Program ini dilaksanakan di atas lahan kritis seluas 100 hektare di Desa Bojongkapol, dengan tujuan memanfaatkan lahan yang tidak produktif untuk menjadi sumber energi terbarukan sekaligus menciptakan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.
Program ini tidak hanya difokuskan pada penyediaan bahan baku biomassa untuk co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), tetapi juga mengedepankan pendekatan ekonomi kerakyatan yang melibatkan masyarakat sekitar dalam pengelolaan lahan. Penanaman pohon indigofera, pengembangan peternakan domba, dan sistem tumpang sari tanaman pangan seperti cabai, tomat, dan timun menjadi bagian integral dari program ini.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, yang hadir dalam peresmian program tersebut, menyampaikan dukungannya terhadap inisiatif ini. “Ini bukan sekadar soal energi, tapi juga tentang memberdayakan rakyat. Kami siap bersinergi dengan PLN untuk memastikan program ini berhasil dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sudaryono juga menekankan pentingnya program ini dalam membantu masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap. “Di sinilah letak nilai tambahnya. Ada perputaran ekonomi di dalamnya. Masyarakat yang dulu mungkin tidak memiliki penghasilan, kini bisa mendapatkan pendapatan dari pengelolaan lahan kritis ini.”
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN dalam mendukung tercapainya target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Ia menjelaskan bahwa program biomassa ini tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga berkontribusi langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang terlibat.
“Dengan keberhasilan program di Cilacap dan Gunungkidul, kami optimis pendekatan terpadu ini bisa terus direplikasi di berbagai daerah lainnya. Kolaborasi ini akan membuka peluang baru bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus mendukung keberlanjutan energi,” tambah Darmawan.
PLN EPI sendiri telah memanfaatkan 3 juta ton biomassa untuk co-firing di 46 PLTU hingga triwulan ketiga 2024, dan menargetkan peningkatan hingga 10 juta ton pada 2025. Upaya ini tidak hanya membantu PLN memenuhi kebutuhan energi terbarukan, tetapi juga mendukung ekonomi kerakyatan di seluruh wilayah Indonesia.
Program biomassa di Tasikmalaya ini pun diharapkan dapat menjadi model pengembangan energi berkelanjutan yang membawa manfaat besar bagi masyarakat sekaligus mendorong Indonesia menuju energi bersih yang ramah lingkungan.