Halontb.com – Di tengah langit cerah dan riuh sorak warga, FORNAS VIII NTB resmi dibuka Sabtu malam (26/7/2025). Bukan sekadar pesta olahraga, Festival Olahraga Rekreasi Nasional kali ini menjelma menjadi perayaan budaya, panggung kreativitas, dan titik balik geliat ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Barat.
Gelaran akbar ini mengusung semangat inklusif: siapa pun boleh ikut, siapa pun boleh bersenang-senang. “Kalah Menang Semua Senang” tagline itu tak hanya jadi slogan, tetapi napas yang menghidupkan setiap sudut perhelatan. Inilah olahraga sebagai ruang rekreasi, bukan dominasi.
Sejak pembukaan, nuansa itu sudah terasa. Tarian kolosal bertema kolaborasi budaya Sasambo akronim dari Sasak, Samawa, dan Mbojo menghipnotis penonton. Musik tradisional berpadu dengan gerakan kontemporer menciptakan kesan magis: inilah wajah NTB, modern tapi tidak melupakan akar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun keindahan budaya bukan satu-satunya sorotan. FORNAS kali ini mencatat sejarah karena untuk pertama kalinya, hampir seluruh pelaksanaan event dilakukan dengan melibatkan tenaga lokal. Pemerintah Provinsi NTB menggandeng komunitas kreatif, pelajar, UMKM, hingga para lansia untuk menjadi bagian dari tim penyelenggara.
“Anak-anak muda NTB membuktikan bahwa mereka tidak hanya bisa menonton, tapi bisa menciptakan dan memimpin sebuah perhelatan nasional,” kata Lia Zahrani, pelaku industri kreatif lokal yang dipercaya sebagai koordinator konten digital selama event berlangsung.
Dengan lebih dari 10 ribu peserta dan puluhan ribu penonton yang datang ke NTB, roda ekonomi lokal langsung berputar. Hotel-hotel terisi penuh, warung makan ramai pengunjung, dan pelaku UMKM mendapatkan peluang besar untuk memperkenalkan produk mereka ke khalayak nasional. Event ini bahkan menjadi batu loncatan untuk kampanye wisata berbasis komunitas di NTB.
Dari sisi ekologi, penyelenggaraan FORNAS juga memperhatikan prinsip keberlanjutan. Tidak ada panggung mewah berbahan plastik atau dekorasi sekali pakai. Hampir semua elemen acara dibuat dari bahan lokal yang ramah lingkungan menjadikannya salah satu gelaran olahraga nasional yang paling eco-friendly.
Dan tentu, di balik suksesnya penyelenggaraan ini, ada misi besar yang sedang disiapkan NTB: menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII tahun 2028. FORNAS menjadi uji coba awal, bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga soal semangat dan kekompakan masyarakat NTB.
Apa yang terlihat dalam FORNAS VIII adalah lebih dari sekadar kompetisi. Ia adalah momentum ketika olahraga, budaya, pariwisata, dan ekonomi berpadu dalam satu irama. Irama yang digerakkan oleh rakyat sendiri, dari desa hingga kota, dari pelajar hingga seniman, dari pedagang kecil hingga pemimpin daerah.
Dan bila ini adalah awal, maka NTB sedang menuju arah yang benar. Menuju Indonesia yang bangkit dari akar rumput.






