Halontb.com – Dengan visi besar membawa Indonesia menjadi negara industri maju, Presiden Prabowo Subianto menandai 100 hari pemerintahannya dengan meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan strategis, Senin (20/01), di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat. Langkah ini menjadi titik awal transformasi ekonomi nasional melalui penguatan infrastruktur energi.
Proyek-proyek ini meliputi pembangunan 26 pembangkit listrik berkapasitas total 3.222,75 MW dan 11 jaringan transmisi serta gardu induk sepanjang 739,71 kms. Dengan nilai investasi mencapai Rp72 triliun, proyek ini menjadi salah satu inisiatif ketenagalistrikan terbesar di dunia yang ditujukan untuk mempercepat industrialisasi dan hilirisasi sumber daya alam.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya membangun fondasi energi yang kuat untuk mencapai swasembada energi. “Kita ingin bangsa ini berdikari, mampu mengolah kekayaan alam sendiri menjadi produk bernilai tambah, dan membangun kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan. Energi adalah kunci utama untuk itu,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Prabowo juga menyampaikan komitmennya dalam memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya, pembangunan proyek-proyek berbasis EBT, seperti PLTA dan PLTS, akan memberikan akses listrik yang andal, bersih, dan berkelanjutan ke seluruh penjuru negeri. “Ini bukan hanya tentang listrik, tetapi juga tentang membuka peluang investasi dan menciptakan jutaan lapangan kerja baru,” ujarnya.
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan langkah nyata dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi 8%. “Melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), kita membangun infrastruktur yang mampu meningkatkan konsumsi listrik per kapita menjadi 6.400 kWh per tahun,” ungkap Bahlil.
Salah satu proyek unggulan yang diresmikan adalah PLTA Jatigede dengan kapasitas 110 MW, yang akan memperkuat sistem kelistrikan di Jawa Barat. Selain itu, PLTA Asahan 3 (174 MW) dan PLTS IKN (50 MWac) akan menjadi pendorong utama bagi kawasan industri dan permukiman baru, termasuk di wilayah Ibu Kota Nusantara.
Infrastruktur transmisi seperti SUTT Kolaka-PT Antam Pomala juga akan mendukung industri pengolahan nikel, memastikan keandalan pasokan listrik di kawasan industri strategis. Dengan adanya 11 proyek transmisi dan gardu induk baru, Indonesia kini memiliki kapasitas kelistrikan yang lebih andal untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menambahkan bahwa PLN telah menyiapkan strategi matang untuk mendukung transformasi energi ini. “Kami memastikan bahwa kelistrikan nasional dikelola secara efisien, berdaya saing tinggi, dan siap menjawab tantangan masa depan,” ujar Darmawan.
Melalui proyek-proyek strategis ini, pemerintah tidak hanya berupaya mendorong percepatan industrialisasi tetapi juga membangun kemandirian energi nasional. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat untuk menjadi negara maju dengan perekonomian yang tangguh dan berkelanjutan.