Halontb.com – Indonesia memasuki babak baru dalam revolusi energi bersih. Sebuah loncatan besar baru saja dicatat oleh pemerintah melalui peresmian 47 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di 11 provinsi dan 47 desa. Sebanyak 5.383 rumah tangga kini resmi tersambung ke jaringan listrik bersih berbasis energi matahari.
Peresmian yang dilakukan oleh Presiden RI Prabowo Subianto ini menjadi bagian dari agenda nasional yang lebih besar: menyambungkan akses energi ke seluruh wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), sembari memperkuat komitmen Indonesia menuju transisi energi rendah karbon.
“Pembangunan PLTS ini adalah langkah strategis untuk menghapus ketimpangan energi. Desa-desa tidak lagi bergantung pada logistik bahan bakar yang mahal dan tidak berkelanjutan. Mereka kini punya pembangkit sendiri, berdikari, dan berdaya,” ungkap Presiden Prabowo dalam pidatonya di Bondowoso, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah pusat, PT PLN (Persero), dan mitra swasta. Dengan kapasitas terpasang 27,8 MW, pengembangan PLTS ini bukan hanya soal elektrifikasi, melainkan bagian dari visi besar ketahanan dan kemandirian energi nasional.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menggarisbawahi peran PLTS dalam mencapai rasio elektrifikasi 100% secara adil dan merata. Ia memastikan bahwa desa-desa yang selama ini tak tersentuh jaringan listrik akan segera merasakan manfaat teknologi bersih ini dalam 4–5 tahun ke depan.
Di sisi pelaksana, PLN melalui Direktur Utamanya, Darmawan Prasodjo, menyebut bahwa proyek ini merupakan manifestasi nyata dari transformasi PLN menjadi agen perubahan dalam transisi energi global.
“Ini bukan hanya listrik. Ini adalah jembatan menuju masa depan hijau, inklusif, dan penuh harapan. Di sinilah keadilan energi dimulai dari desa, dari pinggiran,” ujar Darmawan.
Dengan setiap panel surya yang terpasang, Indonesia mendekatkan diri pada tujuannya menjadi kekuatan energi bersih dunia. Cahaya dari langit kini menjadi energi bangsa.






