Halontb.com – Empat sekolah terpencil di wilayah Lambu, Sape, dan Tambora kini mendapatkan cahaya baru berkat sistem SUPERSUN yang dipasang PLN UIW NTB melalui UP3 Bima. Program ini menjadi penanda bahwa pemerataan listrik di pedalaman terus bergerak maju, sekaligus mendukung agenda nasional percepatan digitalisasi pembelajaran.
SUPERSUN, yang menjadi solusi energi mandiri bagi daerah sulit listrik, dibawa langsung ke SMPN 8 Lambu, SMPN 10 Satu Atap Lambu, SDN Tongga, dan SDN Tambora. Seluruh sekolah itu sebelumnya mengandalkan genset, itupun hanya pada momen tertentu karena keterbatasan bahan bakar. Dengan SUPERSUN, sekolah kini memiliki sumber energi yang stabil dan ramah lingkungan.
Setiap unit SUPERSUN terdiri dari panel surya 2×550 W yang menyerap energi matahari, baterai penyimpanan 2.350 Wh, serta meter 1.300 VA yang mengatur sistem distribusi daya. Perangkat ini mampu mendukung operasional hingga delapan jam setiap harinya. Kemampuan menambah kapasitas penerangan hingga 6A membuat sekolah dapat mengelola ruang belajar secara lebih fleksibel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada tiga sekolah yang telah melengkapi data, sebanyak 72 siswa dan 37 tenaga pendidik kini merasakan langsung manfaatnya. Ruang kelas yang dulunya hanya bergantung pada cahaya matahari sepanjang hari kini menjadi tempat belajar yang lebih layak, terang, dan memungkinkan penggunaan media ajar berbasis teknologi.
Medan yang ditempuh PLN untuk menghadirkan energi bersih ini tidak ringan. Dari ULP Dompu, perjalanan menuju SDN Tambora menempuh 138 km atau lebih dari tiga jam. Sementara ke SDN Tongga menempuh jarak 47 km, dan dua sekolah di Lambu berjarak 26 hingga 35 km dengan waktu tempuh hampir satu jam. Namun, tantangan geografis itu tidak menyurutkan langkah PLN.
Program SUPERSUN juga membantu lingkungan. Penghematan solar hingga 24 liter per hari untuk setiap sekolah menjadi dampak langsung yang signifikan, ditambah penurunan emisi karbon mencapai 1.470 kg CO₂ per tahun. Pengurangan penggunaan genset ini sejalan dengan target netral karbon dan visi pembangunan rendah emisi di NTB.
General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, menyampaikan bahwa pemerataan listrik merupakan komitmen jangka panjang PLN. “Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak-anak yang belajar dalam gelap. Energi bersih yang kami hadirkan adalah jalan menuju masa depan yang lebih cerdas dan berkelanjutan,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa transformasi layanan listrik berbasis EBT akan terus digencarkan. “PLN akan terus memperluas jangkauan dan meningkatkan keandalan sistem. Bersama Pemerintah, kami optimis akses energi layak akan merata hingga ke titik paling terpencil di NTB,” katanya.






