Halontb.com – Ketika debu membumbung dan mesin meraung seperti auman binatang buas, hanya ada dua pilihan: tunduk atau menaklukkan. Dalam panasnya persaingan di Sirkuit Giri Tembesi, kontingen NTB memilih menjadi penguasa. Tak sekadar bersolek sebagai tuan rumah, NTB tampil menggigit dengan torehan dua emas dan satu perunggu di ajang IOF FORNAS VIII 2025.
Momentum kemenangan yang paling menyita perhatian adalah saat dr. Jack tokoh kesehatan NTB yang juga penggila off-road menjinakkan trek ekstrem dengan kendaraan bermesin 8000 CC. Di kelas Free For All (FFA), yang dikenal sebagai kelas ‘bebas batas’, pria bernama lengkap Lalu Herman Mahaputra ini menunjukkan bahwa keberanian dan perhitungan matang adalah kunci di balik setiap trofi.
“Di lintasan ini, kita tidak hanya bicara soal kecepatan, tapi soal keberanian mengambil risiko. Dan saya tidak datang untuk sekadar ikut,” ujar dr. Jack seusai penyerahan piala, senyumnya menghapus sisa debu di wajah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
NTB juga tak sendirian di medan tempur. Mereka mengerahkan armada terbaik hingga menyapu bersih podium di kelas under 2.500 CC. Emas dan perunggu berhasil diamankan, sementara perak jatuh ke tangan kontingen Pati, Jawa Tengah.
Giri Tembesi, yang awalnya mungkin diragukan, menjelma menjadi salah satu sirkuit terbaik dalam sejarah FORNAS. Beragam tantangan teknis dari tanjakan terjal hingga kubangan lumpur membuat ajang ini tak hanya spektakuler secara visual, tapi juga menguji nyali dan teknik para peserta.
Yang membuat segalanya lebih hidup adalah dukungan masyarakat lokal. Dari anak-anak hingga orang tua, ribuan orang memadati area sirkuit. Sorak sorai mereka menjadi bahan bakar emosional yang memperkuat semangat bertarung tim NTB.
Prestasi ini bukan akhir cerita, tapi awal dari narasi baru: bahwa NTB bukan lagi hanya destinasi wisata, melainkan juga arena juang tempat lahirnya juara sejati. FORNAS telah memberi panggung, dan NTB sudah bicara lantang, lewat deru mesin dan kemilau






