Tidak Tepat Menyudutkan KSB! Fakta-Fakta Keberhasilan Bupati Musyafirin yang Mementahkan Klaim Kegagalan

- Wartawan

Jumat, 11 Oktober 2024 - 10:31 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Halontb.com – Berita yang menyudutkan Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sekaligus calon Wakil Gubernur NTB, H. W. Musyafirin, jelas kurang tepat jika dilihat dari perspektif yang lebih mendalam dan berbasis fakta. Tuduhan bahwa kebijakan di KSB tidak sejalan dengan program provinsi NTB dan bahwa Musyafirin gagal mendukung program Gubernur layak dibantah. Berikut ini adalah fakta yang sebenarnya menunjukkan bahwa KSB dan Bupati Musyafirin justru berhasil di banyak aspek, bahkan menjadi model yang layak ditiru oleh daerah lain.

1. Sukses Menekan Angka Putus Sekolah di KSB: Fokus pada Pendidikan Dasar yang Tepat

Salah satu kritik yang dilontarkan terhadap Bupati KSB adalah klaim bahwa prestasinya dalam menekan angka putus sekolah di jenjang SD dan SMP tidak sebanding dengan program beasiswa yang dijalankan oleh provinsi. Namun, narasi ini terkesan tidak memahami pembagian kewenangan antara kabupaten dan provinsi. Sebagaimana diatur dalam undang-undang otonomi daerah, pendidikan dasar (SD dan SMP) memang menjadi tanggung jawab kabupaten.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keberhasilan Bupati Musyafirin dalam menekan angka putus sekolah hingga mendekati nol di KSB adalah capaian luar biasa yang justru menunjukkan betapa efektifnya kebijakan lokal yang diterapkan. Dengan fokus yang kuat pada pendidikan dasar, Musyafirin telah menciptakan fondasi yang kokoh bagi pendidikan di KSB, yang mana seharusnya diapresiasi sebagai bagian integral dari pembangunan SDM.

2. Kritik Terhadap Program Beasiswa Provinsi: Relevan dan Tepat Sasaran

Kritik Musyafirin terhadap program beasiswa ke luar negeri yang digagas provinsi juga perlu dilihat dalam konteks yang lebih luas. Musyafirin tidak pernah menolak pentingnya pendidikan tinggi, tetapi ia menyoroti ketimpangan yang ada: bagaimana mungkin kita fokus pada beasiswa S1 atau S2 ketika masalah pendidikan dasar belum tuntas? Ini bukan berarti menolak program provinsi, melainkan sebuah ajakan untuk menyeimbangkan prioritas kebijakan agar setiap lapisan pendidikan mendapat perhatian yang adil.

Musyafirin memahami bahwa pendidikan tinggi memang penting untuk meningkatkan IPM, tetapi jika masalah putus sekolah di level dasar tidak terselesaikan, maka kesenjangan pendidikan akan terus berlanjut. Kebijakan lokal yang ia terapkan di KSB membuktikan bahwa memperbaiki pendidikan dasar adalah langkah pertama yang penting sebelum melangkah lebih jauh.

3. Dana CSR dan Keberhasilan Ekonomi Lokal KSB

Tuduhan bahwa CSR perusahaan tambang di KSB tidak termanfaatkan dengan baik juga tidak sepenuhnya benar. Musyafirin telah berulang kali memaksimalkan potensi dana CSR untuk pembangunan infrastruktur dan pengembangan sumber daya manusia lokal. Meski mungkin tidak seluruhnya tampak langsung, namun dampaknya terlihat dalam banyak sektor, termasuk kesehatan dan pendidikan di KSB.

Jika dibandingkan dengan program provinsi, kebijakan lokal di KSB yang berfokus pada kebutuhan riil masyarakat seharusnya dipandang sebagai langkah strategis, bukan pengabaian terhadap arahan provinsi. Pemerintah daerah di KSB telah memaksimalkan potensi daerah, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan lokal yang berbeda dengan wilayah lain di NTB.

4. Dukungan terhadap UMKM dan Industrialisasi di KSB

Narasi yang menyebut bahwa KSB tidak mendukung industrialisasi atau program UMKM provinsi juga tidak sepenuhnya akurat. KSB, di bawah kepemimpinan Musyafirin, telah mendorong pertumbuhan UMKM melalui berbagai inisiatif lokal, meskipun mungkin pendekatannya berbeda dengan provinsi. Pemerintah daerah di KSB berfokus pada penguatan ekonomi lokal, terutama melalui sektor pertambangan dan pariwisata, yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut.

Musyafirin tidak pernah menolak program industrialisasi, namun ia menyesuaikannya dengan kebutuhan dan potensi lokal. Program industrialisasi yang diterapkan provinsi tidak selalu relevan dengan kondisi di KSB, yang fokus pada pengembangan industri berbasis sumber daya lokal seperti pertambangan dan energi.

5. Kolaborasi Lebih Baik daripada Perseteruan

Dalam konteks politik, perbedaan pendekatan antara provinsi dan kabupaten sering kali disalahartikan sebagai bentuk penolakan atau friksi. Padahal, yang perlu digarisbawahi adalah bahwa setiap daerah memiliki tantangan dan prioritas yang berbeda. KSB, sebagai daerah dengan sumber daya alam yang besar, membutuhkan pendekatan yang lebih spesifik untuk mengelola potensinya.

Kolaborasi antara provinsi dan kabupaten harus ditekankan sebagai solusi bersama untuk kemajuan NTB, bukan justru menciptakan perseteruan yang kontraproduktif. Bupati Musyafirin, dengan pengalaman dan rekam jejaknya yang sudah terbukti, tidak sepatutnya diposisikan sebagai penghalang sukses provinsi. Sebaliknya, prestasinya di KSB menunjukkan bahwa ia mampu menjalankan kebijakan yang efektif dan relevan di tingkat lokal.

Kesimpulan: Bupati KSB, H.W. Musyafirin, Layak Diapresiasi

Dengan melihat fakta-fakta di atas, jelas bahwa tuduhan kegagalan terhadap Bupati KSB dan calon Wakil Gubernur NTB, H.W. Musyafirin, tidak beralasan. Ia telah menunjukkan kepemimpinan yang kuat dan sukses di tingkat lokal, terutama dalam bidang pendidikan dasar dan pengelolaan sumber daya lokal. Setiap level pemerintahan memiliki tantangan yang berbeda, dan keberhasilan di KSB seharusnya menjadi inspirasi bagi daerah lain, bukan justru digunakan sebagai alat untuk menyudutkannya.

Kolaborasi dan sinergi antara provinsi dan kabupaten adalah kunci untuk memajukan NTB secara keseluruhan. Musyafirin telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang tangguh di KSB, dan ia layak untuk diberikan kesempatan lebih luas dalam memajukan NTB sebagai calon Wakil Gubernur.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Lalu Winengan Luncurkan “ABG – Abangnya Bang Gibran”: Sinyal Dukungan Total untuk Sang Wapres, Lawan Politik Mulai Resah ?
Anggota DPRD NTB Periode 2019-2024 Bikin Testimoni, Ungkap Kronologi Kasus Bagi-bagi Uang Siluman di DPRD NTB
Mendengar Langsung Suara Rakyat, Hj. Rafi’ah Janjikan Sumur Bor dan Dukung Tradisi Sosial Rungkang
Musda XI Golkar NTB Rampung, Mohan Terpilih Aklamasi dan Siap Rebut Dapil NTB I
Musda Golkar NTB Dibuka, Sekjen Sarmuji Tegaskan Kemenangan Belum Aman!”
Relawan Gadungan Ancam Rusak Kekompakan LAZADHA, Bupati LAZ: Jangan Terprovokasi, Ini Upaya Adu Domba!
Bambang Firdaus, SE: Dilahirkan untuk Mensejahterakan 200 Ribu Masyarakat Dompu
H.L Heri Prihatin Tetap Melaju Meski Musda Golkar NTB Ditunda: “Saya Datang untuk Melayani, Bukan Menguasai”

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 12:36 WITA

Di Balik Nama Pembangunan: Dugaan Korupsi Lahan MXGP Samota Menganga

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:43 WITA

Istri Polisi Tersangka Pembunuhan, Tekanan Ekonomi Jadi Akar Tragedi Lembar

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:40 WITA

Dana Siluman Pokir: Ketika Uang Kembali, Tapi Keadilan Tak Pernah Datang

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:36 WITA

Kasus Brigadir Esco: Briptu RS dan 4 Tersangka Terancam Hukuman Berat Pasal 340 KUHP

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:53 WITA

Kuripan Berduka: Tubuh Roni Gantung Kaku, Pagi Bersuara Sunyi

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:08 WITA

Vonis 8 Tahun untuk Rosiady Dinilai Janggal, Penasihat Hukum Ajukan Banding

Kamis, 9 Oktober 2025 - 06:27 WITA

Korupsi Kian Merajalela, Aliansi Pecinta Keadilan NTB Serukan Reformasi Moral bagi Aparat Hukum

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:40 WITA

Laporan Sudah Dua Bulan, Tersangka Masih Misterius: Polisi Tunggu Apa Lagi ?

Berita Terbaru