Halontb.com – Target Proyek Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) selain bisa meningkatkan gizi generasi penerus bangsa, juga diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan perekonomian rakyat Indonesia. Namun hal tersebut justru terjadi sebaliknya di kabupaten Lombok Barat, NTB. Sejak program yang digagas Presiden Prabowo Subianto itu berjalan, mayoritas pedagang pasar di kabupaten Patut Patuh Patju itu menjerit mengingat kondisi pasar tradisional kian sepi pengunjung dan penghasilan mereka merosot tajam.
Dewa, salah satu pedagang sembako di pasar tradisional Kediri Lombok Barat, mengeluhkan kondisi pasar yang semakin sepi semenjak program MBG berlangsung. “Minyak goreng yang biasanya seminggu habis, sekarang sampai satu bulan baru bisa laku habis (terjual),” keluhnya.
Kondisi tersebut juga berlaku untuk jenis komoditi sembako lain seperti beras, tepung hingga telur. Iya berharap kondisi ini bisa segera pulih kembali seiring kebijakan pemerintah yang bisa berpihak kepada masyarakat pedagang kecil seperti dirinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain omset pedagang jauh berkurang, program MBG juga disinyalir membuat pengunjung Pasar Tradisional semakin sepi. Kondisi tersebut cukup beralasan mengingat banyak masyarakat yang mengurangi kunjungan belanja ke pasar karena sebagian kebutuhan makanan untuk anak sekolah dalam tiap-tiap keluarga sudah diambil alih program MBG.
“Biasanya dulu sebelum (program) MBG pasar Kediri sampai siang masih ramai. Sekarang baru jam 9 (pagi) sepi sekali,” ungkap Ispan, salah satu pedagang sembako di pasar Kediri.
Rata-rata Kondisi pasar tradisional sepi di kabupaten Lombok Barat terjadi hampir di seluruh pasar tradisional. Indikasi monopoli pembelian kebutuhan sembako untuk kebutuhan MBG disebut-sebut sebagai pemicu utama merosotnya penghasilan pedagang pasar tradisional. Stok kebutuhan sembako MBG diduga dikuasai oleh segelintir orang khususnya di kalangan pemilik modal besar.
“Rata-rata semua pasar besar yang ada di Lombok Barat Sepi setelah adanya (program) MBG ini. Karena mereka langsung belanja (kebutuhan sembako MBG) di distributor. Kasian para pedagang kecil di pasar tradisional,” ungkap salah satu pengelola pasar tradisional yang enggan disebutkan namanya kepada media ini, Sabtu (20/12/2025).
Ia berharap pemerintah segera membuat kebijakan yang juga berpihak kepada para pedagang pasar tradisional yang ada di kabupaten Lombok Barat. Dengan demikian pemerataan pertumbuhan perekonomian masyarakat bisa terwujud.
“Cobalah pemerintah buat aturan supaya pengelola program MBG wajib membeli kebutuhan sembako MBG di pasar-pasar tradisional terdekat di wilayah lokasi dapur MBG,” harapnya.
















