FORNAS VIII ditutup meriah di NTB, namun di balik gemerlap, suara kritis jurnalis justru dibungkam dalam forum resmi.

- Wartawan

Jumat, 1 Agustus 2025 - 01:40 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Para pimpinan dan panitia FORNAS VIII NTB 2025 berpose bersama usai konferensi pers penutupan, di tengah sorotan publik terkait transparansi dan pembatasan akses tanya jawab media. (Foto: Istimewa)

Para pimpinan dan panitia FORNAS VIII NTB 2025 berpose bersama usai konferensi pers penutupan, di tengah sorotan publik terkait transparansi dan pembatasan akses tanya jawab media. (Foto: Istimewa)

Halontb.com–  Penutupan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 di Nusa Tenggara Barat tampak berjalan megah. Ribuan warga akan memadati eks Bandara Selaparang, Mataram, Jumat 1 Agustus malam, dalam pesta rakyat kolosal yang akan dihadiri langsung oleh Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka. Tapi di balik panggung megah, ada gema kekecewaan yang tak bisa diredam: suara para jurnalis yang dibungkam dalam forum resmi.

Dalam konferensi pers penutupan FORNAS VIII, Kamis (31/7), wartawan dibuat kecewa. Sesi tanya jawab yang diharapkan menjadi ruang evaluasi terbuka, justru dibatasi hanya untuk membahas agenda penutupan. Sejumlah awak media mempertanyakan: mengapa suara publik yang ingin tahu soal sejumlah kejanggalan selama pelaksanaan FORNAS justru dibungkam?

Beberapa isu krusial sebenarnya mencuat selama sepekan penyelenggaraan: penggunaan pelat dinas palsu oleh kendaraan panitia, dugaan pemborosan anggaran seremonial yang mewah, dan minimnya transparansi informasi kepada media. Sayangnya, semua itu seperti tak ingin disentuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kalau hanya bicara soal hiburan, semua bisa senang. Tapi bagaimana dengan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan? Apakah pembatasan ini disengaja untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan kritis?” celetuk salah satu wartawan lokal yang hadir dalam sesi konferensi pers tertutup itu.

Antara Selebrasi dan Evaluasi

Di sisi lain, pemerintah daerah tetap menyuarakan keberhasilan. Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal, menyebut FORNAS VIII sebagai bukti kesiapan NTB menggelar event skala nasional. “FORNAS bukan hanya soal olahraga, tapi juga soal persatuan dan kebangkitan ekonomi lokal,” tegasnya.

FORNAS VIII memang mencetak rekor dengan 14.000 peserta bertanding di 35 venue di Pulau Lombok. Ketua KORMI Nasional, Adil Hakim, juga menyebut pelaksanaan kali ini sebagai salah satu yang terbaik.

Namun, apakah gemerlap angka dan panggung hiburan cukup untuk menutupi lubang-lubang pertanyaan yang belum terjawab?

Prestasi Budaya yang Tak Terbantahkan

Satu hal yang tak terbantahkan adalah keberhasilan koreografer NTB, Lalu Suryadi Mulawarman alias Miq Surya, yang menuai pengakuan nasional usai sukses menggarap pertunjukan kolosal pembukaan FORNAS VIII. Miq Surya bahkan dipanggil Istana untuk merancang segmen budaya dalam upacara kenegaraan 17 Agustus mendatang.

Apresiasi juga mengalir dari Ketua KORMI NTB, Nauvar Furgony Farinduan, yang menyebut FORNAS sebagai “cerminan masyarakat sehat, bahagia, dan gotong royong”.

Tapi Apakah Semua Bahagia ?

Konsep “Kalah Menang Semua Senang” memang digaungkan sepanjang FORNAS VIII. Tapi bagi sebagian jurnalis dan publik yang ingin tahu lebih jauh, kesenangan itu terasa setengah hati. Ketika kritik dibatasi, pertanyaan menggantung, dan fakta terabaikan, maka FORNAS bukan hanya jadi festival kebugaran tapi juga cermin dari betapa rapuhnya komitmen terhadap transparansi.

Penutupan megah ini boleh jadi akan dikenang. Namun apakah akan dikenang sebagai perayaan persatuan, atau justru sebagai peristiwa di mana suara-suara kritis dibungkam demi menjaga citra? Waktu akan menjawab. Tapi publik sudah mulai bertanya.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Zabur: Dukung MotoGP Mandalika 2025, Tapi Hak Warga Jangan Dikesampingkan
Ketua Bardam Nusa Ajak Masyarakat Dukung dan Sukseskan MotoGP Mandalika 2025
Ketua Forum Kadus Ajak Warga Desa Kuta Berperan Aktif Sukseskan MotoGP Mandalika
Mandalika Dipoles Jadi Kebanggaan, Pemprov NTB Malah Bilang Tak Sanggup Bayar
Ada Pungli di Bansis Milik Oknum Anggota DPRD NTB, Forum Rakyat Laporkan ke Kejati NTB
Proyek Misterius di Gelanggang Pemuda: Dikerjakan Tanpa Izin, Dibiayai Entah dari Mana
FKUB NTB Support Pelaksanaan MotoGP Mandalika 2025
Gemuruh di Selaparang: FORNAS VIII Bungkus Prestasi, Gairahkan Ekonomi, dan Teguhkan Persatuan Bangsa

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 12:36 WITA

Di Balik Nama Pembangunan: Dugaan Korupsi Lahan MXGP Samota Menganga

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:43 WITA

Istri Polisi Tersangka Pembunuhan, Tekanan Ekonomi Jadi Akar Tragedi Lembar

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:40 WITA

Dana Siluman Pokir: Ketika Uang Kembali, Tapi Keadilan Tak Pernah Datang

Jumat, 17 Oktober 2025 - 00:36 WITA

Kasus Brigadir Esco: Briptu RS dan 4 Tersangka Terancam Hukuman Berat Pasal 340 KUHP

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:53 WITA

Kuripan Berduka: Tubuh Roni Gantung Kaku, Pagi Bersuara Sunyi

Rabu, 15 Oktober 2025 - 07:08 WITA

Vonis 8 Tahun untuk Rosiady Dinilai Janggal, Penasihat Hukum Ajukan Banding

Kamis, 9 Oktober 2025 - 06:27 WITA

Korupsi Kian Merajalela, Aliansi Pecinta Keadilan NTB Serukan Reformasi Moral bagi Aparat Hukum

Rabu, 8 Oktober 2025 - 08:40 WITA

Laporan Sudah Dua Bulan, Tersangka Masih Misterius: Polisi Tunggu Apa Lagi ?

Berita Terbaru