Halontb.com – Kepala dinas kesehatan provinsi NTB dr. H. Lalu Hamzi Fikri, MM, MARS menyebut ada lima risiko kesehatan yang sering terjadi pada jamaah saat mengikuti kegiatan ibadah haji di Arab Saudi.
“Ibadah haji merupakan salah satu jenis ibadah yang 90 persen kegiatannya (menggunakan) fisik. Tak terasa , hari ini sudah dua kloter diberangkatkan ke Madinah. Malam ini kloter ketiga Jemaah dari Lombok Barat sudah masuk Asrama Haji Lombok, untuk memastikan kesehatan tahap akhir,” kata Lalu Hamzi dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Lombok, NTB, Senin (13/5/2024).
Lalu Hamzi menuturkan selama mengikuti ibadah haji, kesehatan dan kebugaran jemaah menjadi hal utama yang patut dijaga serta dipertahankan. Berada di negara yang memiliki kondisi cuaca dan iklim yang berbeda dapat meningkatkan risiko kesehatan jadi terganggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut dia, ada lima risiko kesehatan yang sering ditemukan pada jamaah haji yakni kelelahan akibat tidak terbiasa bergerak dalam waktu yang cukup lama dan terkena heat stroke (serangan panas) yakni kondisi di mana tubuh tak lagi bisa mengontrol suhu karena cuaca yang terlalu panas sehingga sulit untuk melakukan mekanisme pendinginan.
Penderitanya dapat mengalami tubuh gemetar, tubuh tidak mengeluarkan keringat, kebingungan hingga pingsan atau koma.
Risiko lainnya adalah terkena pneumonia atau radang paru-paru, serangan jantung serta kehilangan memori (demensia).
Maka dari itu, Lalu Hamzi menjelaskan pemerintah berupaya untuk melakukan tes kesehatan sebelum jamaah berangkat agar kondisi fisik yang bersangkutan dipastikan sehat, layak terbang dan tidak terkena penyakit menular seperti tuberkulosis, pneumonia atau gagal jantung.
Tahun ini, katanya, pemerintah juga menyediakan pendamping lansia untuk memonitor kesehatan jamaah lansia dengan lebih ketat.
Di samping layanan yang diberikan oleh pemerintah, Lalu Hamzi menganjurkan jamaah untuk menghindari risiko tersebut dengan mengikuti tiap anjuran teknis yang diarahkan oleh ketua regu hingga petugas kloter setiap waktu agar kesehatan tetap terjaga.
“Pastikan untuk saling peduli sesama jamaah untuk melaporkan kondisi kesehatan. Prinsip utama lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan terpisah dari rombongan, dan tidak malu bertanya,” kata Kepala dinas kesehatan NTB itu.
Halaman : 1 2 Selanjutnya