Jelang NATARU, Harga Bawang Merah Merangkak Naik: UMKM Desak Kebijakan Proteksi Pasokan Lokal

- Wartawan

Rabu, 18 Desember 2024 - 01:24 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur NTB (berbusana adat) tengah mengunjungi stan Bale Bawang Merah dalam acara Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan oleh Badan Pangan Nasional bersama Dinas Ketahanan Pangan NTB, Sabtu (14/12/2024). Acara ini bertujuan menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, termasuk bawang merah, cabai, dan kentang. (Foto: istimewa)

Gubernur NTB (berbusana adat) tengah mengunjungi stan Bale Bawang Merah dalam acara Gerakan Pangan Murah yang diselenggarakan oleh Badan Pangan Nasional bersama Dinas Ketahanan Pangan NTB, Sabtu (14/12/2024). Acara ini bertujuan menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, termasuk bawang merah, cabai, dan kentang. (Foto: istimewa)

Halontb.com – Memasuki musim penghujan akhir tahun 2024, harga bawang merah di NTB mulai mengalami kenaikan. Pelaku UMKM dan pengepul bawang merah di Kota Mataram, Bayu Aryadani, mencatat bahwa harga bawang merah kualitas super saat ini mencapai Rp25.000 hingga Rp37.000 per kilogram, naik dari harga normal yang biasanya berkisar Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram. Kenaikan ini diperkirakan akan terus berlanjut, terutama menjelang Natal dan Tahun Baru (NATARU) 2025, serta Ramadan mendatang.

Menurut Bayu, kenaikan harga ini disebabkan oleh menipisnya stok akibat berakhirnya masa panen raya dan terganggunya produksi bawang merah di wilayah Bima dan Sumbawa akibat curah hujan yang tinggi.

“Saat ini stok bawang merah yang tersedia sebagian besar berasal dari hasil panen di pegunungan Sumbawa dan Bima. Namun, karena hujan deras, banyak lahan yang tidak lagi cocok untuk ditanami,” ungkap Bayu, yang juga mengelola Bale Bawang Merah di Kr. Kelok, Kota Mataram.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bayu Aryadani menunjukkan hasil bawang merah berkualitas yang siap dipasarkan. Usaha ini mengandalkan pasokan dari wilayah Bima dan Sumbawa, meskipun tengah menghadapi tantangan stok menipis akibat musim penghujan. (Foto: istimewa)

Bayu menyoroti pentingnya kebijakan proteksi pasokan lokal. Ia mengusulkan agar pemerintah daerah membatasi pengiriman bawang merah ke luar NTB guna menjaga stabilitas stok dan harga di pasar lokal. “Jika terlalu banyak yang dijual keluar daerah, stok di sini akan semakin menipis, dan masyarakat NTB yang akan kesulitan,” tegasnya.

Sebagai langkah mitigasi, Pemerintah Provinsi NTB bersama instansi terkait telah menggelar berbagai program seperti Gerakan Pangan Murah (GPM) yang melibatkan UMKM untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Namun, Bayu menekankan bahwa upaya ini perlu diimbangi dengan dukungan terhadap UMKM melalui penyediaan alat produksi. “Kami sangat membutuhkan mesin pengupas bawang merah untuk meningkatkan efisiensi produksi. Bantuan seperti ini sangat penting bagi UMKM untuk tetap kompetitif, apalagi jika ingin menembus pasar global,” ujarnya.

Bayu juga berharap Bank Indonesia perwakilan NTB dan mitra pemerintah lainnya dapat mengambil peran aktif dalam mendorong transformasi UMKM di NTB. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, ia optimistis lonjakan harga dapat dikendalikan dan kebutuhan pangan masyarakat tetap terpenuhi di tengah momentum penting seperti NATARU dan Ramadan.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Terang Lombok Tengah di Malam Puncak, PLN Jadi Penjaga Cahaya Perayaan
Mandalika Hijau, Indonesia Maju: PLN Bangun Ekosistem Energi Bersih Lewat GEaaS
PLN UIW NTB Terangi 136 Rumah Tak Mampu, Bukti Nyata Pemerataan Energi di Pulau Seribu Masjid
Energi untuk Negeri: PLN Nyalakan 1.285 Desa, Nyalakan Perubahan
Dari Sengkol, Cahaya Matahari Jadi Simbol Perubahan untuk Indonesia Berkelanjutan
PLN Bagi Diskon 50% Tambah Daya Lewat Program OOTD, Momen HLN ke-80 Jadi Kado untuk Pelanggan
Gerakan Wakaf Difabel Berdaya: Arah Baru Ekonomi Sosial Syariah di NTB
‘Jadi Raja di Rumah Sendiri’: Strategi Baru Bank NTB Syariah Bangkitkan Sektor Riil

Berita Terkait

Kamis, 30 Oktober 2025 - 06:48 WITA

Terang Lombok Tengah di Malam Puncak, PLN Jadi Penjaga Cahaya Perayaan

Rabu, 29 Oktober 2025 - 07:01 WITA

Mandalika Hijau, Indonesia Maju: PLN Bangun Ekosistem Energi Bersih Lewat GEaaS

Rabu, 29 Oktober 2025 - 07:01 WITA

PLN UIW NTB Terangi 136 Rumah Tak Mampu, Bukti Nyata Pemerataan Energi di Pulau Seribu Masjid

Rabu, 29 Oktober 2025 - 06:53 WITA

Energi untuk Negeri: PLN Nyalakan 1.285 Desa, Nyalakan Perubahan

Rabu, 29 Oktober 2025 - 06:38 WITA

PLN Bagi Diskon 50% Tambah Daya Lewat Program OOTD, Momen HLN ke-80 Jadi Kado untuk Pelanggan

Senin, 27 Oktober 2025 - 23:47 WITA

Gerakan Wakaf Difabel Berdaya: Arah Baru Ekonomi Sosial Syariah di NTB

Senin, 27 Oktober 2025 - 23:42 WITA

‘Jadi Raja di Rumah Sendiri’: Strategi Baru Bank NTB Syariah Bangkitkan Sektor Riil

Senin, 27 Oktober 2025 - 23:42 WITA

Estafet Kepemimpinan Tuntas: Nazaruddin Nahkodai Bank NTB Syariah Menuju Babak Baru Transformasi

Berita Terbaru