Halontb.com – Ketika malam turun di desa-desa pelosok Nusa Tenggara Barat, bagi sebagian orang itu adalah waktu istirahat. Namun bagi ratusan keluarga tak mampu yang belum menikmati aliran listrik, malam adalah tentang gelap, keterbatasan, dan ketertinggalan. PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB mengubah kenyataan itu lewat sebuah inisiatif luar biasa bernama Light Up The Dream.
Program yang dimulai pada 2023 ini bukanlah program pemerintah pusat, bukan pula hasil lelang proyek. Ia lahir dari kepedulian pegawai PLN sendiri donasi sukarela yang dikumpulkan dan dikelola, kemudian diwujudkan dalam bentuk sambungan listrik gratis untuk warga kurang mampu. Hingga Juni 2025, sebanyak 812 keluarga telah merasakan dampak langsung program ini.
Setiap rumah penerima manfaat mendapatkan sambungan listrik daya 450 hingga 900 VA, lengkap dengan instalasi dan alat pengukur daya. Semua dilakukan dengan standar keamanan ketat, menjamin tidak hanya terang, tapi juga keselamatan keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Program ini berasal dari hati dan niat baik pegawai PLN. Mereka tak hanya bekerja untuk negara, tapi juga untuk sesama,” jelas Sri Heny Purwanti, General Manager PLN UIW NTB. Ia menambahkan bahwa listrik adalah kunci akses ke pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. “Ketika listrik hadir, masa depan ikut menyala.”
Penerima manfaat seperti Agus di Bima mengaku hidupnya berubah. “Anak-anak sekarang bisa belajar malam hari, dan kami bisa lebih produktif. Ini bukan sekadar bantuan, tapi anugerah,” ucapnya penuh syukur.
Program ini menunjukkan sisi lain PLN bukan hanya sebagai korporasi penyedia energi, tetapi sebagai pilar sosial yang peduli pada keadilan dan pemerataan. Melalui LUTD, PLN UIW NTB menegaskan bahwa setiap warga, tak peduli seberapa terpencil tempat tinggalnya, berhak atas cahaya yang sama.
Dengan strategi berbasis data, sinergi lintas lembaga, dan semangat gotong royong, LUTD menjadi contoh bahwa perubahan tidak selalu harus dimulai dari kebijakan besar. Kadang, perubahan datang dari hati yang bersedia berbagi.






