Halontb.com – Saat air bah merendam jalanan, rumah, bahkan tempat ibadah di Kota Mataram dan Lombok Barat, ribuan warga terdampak pasrah menghadapi kenyataan pahit. Namun di balik derasnya arus dan kesulitan yang menimpa lebih dari 30 ribu orang, muncul cerita lain: cerita tentang tanggung jawab sosial yang tak pernah padam, bahkan di tengah krisis.
PT PLN (Persero) melalui YBM PLN NTB mengambil peran ganda: sebagai penyelamat kelistrikan dan mitra kemanusiaan. Tak menunggu instruksi panjang, tim PLN UP3 Mataram turun ke lapangan, menyalurkan 100 paket sembako kepada warga terdampak, berkolaborasi erat dengan mahasiswa Universitas Nahdlatul Wathan (UNW) Mataram yang membentuk Posko Bersama Penanggulangan Bencana.
“Kami hadir tidak hanya dengan pasokan listrik, tetapi juga dengan rasa peduli,” ujar Sri Heny Purwanti, GM PLN UIW NTB. Menurutnya, nilai-nilai sosial dalam tubuh PLN menjadi panduan dalam bertindak cepat membantu masyarakat, tanpa harus diminta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di posko mahasiswa, bantuan dari PLN datang di saat yang tepat. Presiden Mahasiswa UNW, M. Rizwandi, tak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap respon cepat PLN. “Mereka tidak hanya menormalkan listrik, tapi juga menormalkan harapan warga. Ini yang jarang kita lihat dari perusahaan besar,” ungkapnya.
Di lokasi berbeda, Muhtar, warga Kekalik, terlihat menahan haru saat menerima bantuan. “Sudah beberapa hari kami bertahan dengan kondisi seadanya. Bantuan ini sangat kami syukuri,” katanya.
Adrian Sitompul, Manager PLN UP3 Mataram, menjelaskan bahwa pemulihan jaringan listrik dilakukan dengan prioritas pada keamanan. Ia memastikan bahwa semua titik terdampak telah kembali menyala tanpa risiko keselamatan. “Kami kerahkan seluruh tim dan alat, tidak ada yang kami tinggalkan,” ujar Adrian.
PLN NTB menunjukkan bahwa peran sebuah perusahaan tak berhenti di ranah layanan. Di saat warga kehilangan harapan, PLN datang membawa dua hal penting: terang dan kehangatan. Terang dari listrik yang menyala kembali, dan kehangatan dari sembako yang menyentuh hati warga. Banjir mungkin membanjiri rumah, tapi empati bisa mengalir lebih deras lagi.






