Halontb.com – Di tengah arus perubahan dan tuntutan zaman yang serba cepat, PT PLN (Persero) mengambil langkah berani untuk menjawab tantangan pelayanan kelistrikan yang semakin kompleks di Pulau Lombok. Melalui restrukturisasi besar-besaran, PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) meresmikan tiga unit layanan baru: UP3 Selaparang, ULP Gerung, dan ULP Kopang.
Langkah ini merupakan bagian dari transformasi mendalam yang dilakukan PLN, bukan sekadar menambah titik layanan, tetapi merancang ulang seluruh pendekatan pelayanan agar lebih dekat, efisien, dan adaptif terhadap pertumbuhan pelanggan dan karakteristik wilayah. General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo, menyampaikan langsung peresmian unit-unit baru ini sebagai bentuk keseriusan PLN dalam mengedepankan kebutuhan masyarakat.
“Pertumbuhan pelanggan di Pulau Lombok terus meningkat. Untuk itu, kami menyesuaikan struktur organisasi operasional agar pelayanan bisa lebih tepat sasaran dan responsif. Inilah wujud nyata komitmen kami untuk terus hadir di tengah-tengah masyarakat,” ujar Sudjarwo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari segi angka, perubahan ini sangat signifikan. Jika sebelumnya seluruh pelanggan di Pulau Lombok, sejumlah 1.478.057 ditangani satu UP3, yaitu Mataram, maka kini beban kerja itu dibagi lebih proporsional: UP3 Mataram mengelola 615.104 pelanggan, sedangkan UP3 Selaparang melayani 862.953 pelanggan yang tersebar di wilayah tengah hingga timur pulau. Wilayah-wilayah seperti Praya, Kopang, Selong, dan Pringgabaya kini berada di bawah koordinasi UP3 Selaparang, yang memberikan jangkauan layanan yang lebih realistis dan efektif.
Lebih jauh, peresmian ULP Gerung dan Kopang merupakan bagian dari visi besar PLN untuk menciptakan akses energi yang merata hingga ke daerah pinggiran. Dengan struktur baru ini, masyarakat tak perlu lagi menunggu lama untuk mendapatkan respons teknis atau pelayanan administrasi. Titik layanan kini lebih dekat, lebih manusiawi.
PLN juga memastikan setiap unit baru didukung oleh sumber daya manusia yang profesional, kendaraan operasional yang siap siaga, serta teknologi digital yang terhubung dengan aplikasi PLN Mobile. Sistem ini membuat masyarakat bisa mengakses berbagai layanan, mulai dari laporan gangguan, pembayaran, hingga pemasangan baru, dari genggaman tangan mereka.
Transformasi ini tidak datang tiba-tiba, tapi lahir dari evaluasi menyeluruh terhadap kebutuhan masyarakat. Tantangan geografis, sebaran pelanggan yang luas, dan kebutuhan akan kecepatan layanan menjadi dasar kuat bagi restrukturisasi ini.
“Dengan struktur baru yang lebih adaptif, PLN bukan hanya melayani listrik, tetapi juga menghadirkan kenyamanan, kepercayaan, dan harapan bagi masyarakat,” ungkap Sudjarwo dengan penuh keyakinan.
Perubahan ini menjadi bukti bahwa pelayanan publik harus terus bergerak maju. Di tengah derasnya perubahan sosial dan teknologi, PLN menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, transformasi layanan bisa menjadi penggerak kemajuan daerah dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

 
					





 
						 
						 
						 
						